Mohon tunggu...
ABDF
ABDF Mohon Tunggu... Jurnalis - ABDF

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatkan Kualitas SDM Desa Wisata di Jogja, Kemenparekraf Gandeng Periset dari Universitas Indonesia

11 November 2022   10:41 Diperbarui: 11 November 2022   11:02 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta sedang diajarkan cara RJP yang baik dan benar (Dok. Kangmox)

Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi bagian dari lokasi favorit untuk berlibur. Adat dan budaya yang masih dipegang serta daya tarik lain yang khas masih kental dengan daerah yang juga disebut kota pendidikan. Di sisi lain data tiga tahun terakhir (sejak 2020) BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan ada 1.131 total kejadian di daerahnya. Universitas Indonesia (UI) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dalam program Kedaireka Matching Fund menginisiasi agar Desa Wisata (DeWi) di Indonesia dapat berkelas dunia melalui CHSE dan Mitigasi Kebencanaan. Artinya menyelesaikan satu permasalahan dalam kebencanaan dapat memberikan tambahan nilai yakni menjadikan desa wisata di Yogyakarta berkelas dunia.  

Pada tanggal, 26-28 Oktober 2022 lalu Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D selaku Ketua Tim Pengusul Program Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf mengutus stim verifikasi lapangan yang diketuai oleh Sancoyo. Mulai dari DeWi Jatimulyo (Kabupaten Kulonprogo), Rejowinangun (Kota Yogyakarta), Nglanggeran (Kabupaten Gunung Kidul), dan Pentingsari (Kabupaten Sleman) menjadi lokasi tim verifikasi. Dalam melaksanakan tugasnya Sancoyo dibantu oleh dosen, mahasiswa, dan alumni Universitas Indonesia serta didampingi oleh Dr. Dadam Mahdar, S.Sos., M. Hum, Subkoordinator Manajemen Krisis, Biro Komunikasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI beserta tim. 

Penyerhaan donasi oleh Dr. Dadam Mahdar, S.Sos., M.Si. kepada perwakilan Pokdarwis Kaki Langit (Dok. Kangmox)
Penyerhaan donasi oleh Dr. Dadam Mahdar, S.Sos., M.Si. kepada perwakilan Pokdarwis Kaki Langit (Dok. Kangmox)

"Secara umum kesadaran dari pengelola desa wisata terhadap aspek CHSE dan kebencanaan sudah bagus. Hal tersebut ditunjukkan dengan indikator sudah dimilikinya upaya pengendalian terhadap potensi bahaya HSE dan kebencanaan yang teridentifikasi serta rencana pengendalian tambahan untuk lebih menurunkan risiko aspek HSE di lokasi desa wisata. Sistem manajemen CHSE dan mitigasi kebencanaan sangat penting untuk diterapkan di desa wisata sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keselamatan, kenyamanan di lokasi desa wisata. dengan implementasi sistem manajemen ini maka diharapkan pengelolaan risiko dapat dilakukan secara sistematis dan terorganisasi. Kegiatan tersebut diawali dengan identifikasi dan evaluasi bahaya, pengendalian bahaya serta terus melakukan perbaikan pengelolaan risiko secara berkelanjutan." ungkap Sancoyo.

Program ini bukan hanya membawa manfaat bagi insan wisata di tanah air, khususnya di Yogyakarta melainkan ada juga lainnya yakni pemateri Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) disampaikan putra daerah. Selanjutnya adalah tim juga membawa mahasiswa jejang S1 dari Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia sebagai wujud implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pada prinsipnya mahasiswa yang terlibat tidak hanya dari jurusan K3 melainkan yang berhubungan dengan program Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf RI. Satu contoh adalah untuk verifikasi di Sumatera Barat yang ikut dalam tim adalah mahasiswa jurusan Hukum, Fakultas Hukum (FH) Universitas Indonesia. 

Peserta sedang diajarkan cara RJP yang baik dan benar (Dok. Kangmox)
Peserta sedang diajarkan cara RJP yang baik dan benar (Dok. Kangmox)

"Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf UI ini kami hadirkan untuk meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan memiliki daya saing, apalagi targetnya harus dapat berstatus world class melalui CHSE dan Mitigasi Kebencanaan. Dalam program ini juga kami melakukan pengembangan materi edukasi daring CHSE dan mitigasi bencana pada platform EDURISK yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia. Yang tidak kalah pentingnya bagi insan pariwisata di tanah air adalah akan hadirnya Sistem Informasi Desa Wisata atau yang disingkat SIDEWITA." ungkap Prof. Fatma Lestari.

Rangkaian kegiatan verifikasi lapangan ini juga diisi dengan pembekalan materi penanganan kedaruratan di desa wisata, kunjungan ke atraksi wisata yang ditawarkan, dan penyerahan donasi perlengkapan P3K seperti tandu liat, P3K kit, mitela dan bidai. Peserta pelatihan sendiri terdiri dari pengelola desa wisata dan mahasiswa yang sedang magang dari kampus sekitar Yogyakarta bahkan Jakarta yakni Universitas Pancasila. Selain itu dalam pelaksanaannya hadir juga perwakilan dari dinas pariwisata Prov. D.I. Yogyakarta, Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Gunung Kidul. ##

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun