Mohon tunggu...
ABDF
ABDF Mohon Tunggu... Jurnalis - ABDF

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Puluhan Mahasiswa Universitas Indonesia Dilatih Memadamkan Kebakaran

19 Oktober 2022   09:42 Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:45 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa K3 UI Praktik Pemadaman Api (Dok. Kangmox)

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 lalu sekitar 43 orang mahasiswa Universitas Indonesia dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) lakukan praktikum pemadaman api dan ledakan secara langsung di Sinar Poseidon Gupita Training Center, Kampus UI Depok. 

Kegiatan praktikum ini sempat terhenti selama dua tahun di masa pandemi COVID-19. Meski kondisi belum sepenuhnya normal, namun praktikum ini akhirnya dapat diselenggarakan dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku. 

"Praktikum Kebakaran merupakan praktikum wajib bagi mahasiswa S1 K3 FKM UI. Praktikum ini telah terselenggara lebih dari 10 tahun. Praktikum ini sangat penting bagi mahasiswa K3 FKM UI Karena memberikan keterampilan dalam menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) & Hydrant. Keterampilan ini sangat dibutuhkan bagi dunia kerja khususnya bagi seorang K3 maupun tim keadaan Darurat." Prof. Fatma Lestari.

Mahasiswa K3 yang ikut praktikum pemadaman kebakaran dan ledakan diharapkan kedepannya dapat mengoperasikan dan mengimplementasikan tools yang dikenalkan oleh instruktur. Diharapkan juga di lapangan kerja mereka bisa melakukan teknik tersebut dan mengurangi bahkan mencegah risiko kebakaran. 

"Alhamdulillah praktikum perdana setelah dua tahun terdampak COVID-19 ini berjalan lancar. Seperti yang kita tahu meskipun praktikum namun tetap ada risiko. Alhamdulillah pihak pengelolanya pun sigap. Bahkan tadi saat ada insiden kecil di ruang asap, mereka tidak bisa keluar langsung dibantu pihak pengelola." ungkap Naufal yang merupakan dosen asisten dari Prof. Fatma Lestari. 

Mahasiswa K3 UI Praktik Pemadaman Api (Dok. Kangmox)
Mahasiswa K3 UI Praktik Pemadaman Api (Dok. Kangmox)

Selama praktikum, mulai dari penyampaian teori hingga praktik Naufal melihat semua berjalan sesuai harapan. Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia angkatan tahun 2020 bisa mengikuti materi dengan lancar. Pemateri pun dinilai kooperatif, terlebih saat mahasiswa terlihat kurang memahami mereka tidak segan mengulang apa yang disampaikan. 

"Insya Allah mereka akan paham secara holistik.Kemungkinan akan ada di tempat lain, ini fokus pemadaman kebakaran dan ledakan. Di tempat lain ada materi lain namun tetap menyinggung materi ini sebelumnya. " ungkap Naufal. 

Selain Naufal, Prof. Fatma Lestari dalam memberikan kelas praktikum kepada sekitar 43 orang mahasiswa jenjang S1 K3 dibantu juga oleh Naila Alika, Uci Yusiya, dan Faqih. Hadir juga Kepala Laboratorium Departemen K3, Drs. Hendra, M.K.K.K. 

Seorang mahasiswa K3, Raihan yang menjadi peserta penguji coba masuk ke ruang gelap penuh asap menyebutkan pengalamannya. Ia merasa dengan mencoba langsung materi yang disampaikan lebih mudah dipahami. 

"Kesan menggunakan breathing apparatus awalnya bikin bingung cara memakainya. Setelah mendengarkan tutorial dari expert-nya dan melakukan sendiri baru paham cara dan tahapannya. Jika hanya dijelaskan kurang masuk, setelah menggunakan baru paham. Sebenarnya saat awal penggunaan ada kendala di masker yakni di saluran oksigen tidak menutup kencang, oksigen tidak penuh masuk tapi segera dibantu oleh instruktur," ungkap Raihan. 

Prof. Fatma Lestari berfoto bersama dengan mahasiswa, dosen, asisten dosen, dan instruktur. (Dok. Kangmox)
Prof. Fatma Lestari berfoto bersama dengan mahasiswa, dosen, asisten dosen, dan instruktur. (Dok. Kangmox)

Dengan penuh semangat Raihan menjelaskan meski yang ia masuki itu ruang gelap, didesain untuk simulasi, hanya ada sign, sudah terasa feel menyeramkan tidak terbayang jika itu di lokasi kebakaran sebenarnya yang tidak ada sign-nya. Menutup perbincangan Raihan juga menjelaskan tidak terbayang jika dirinya menjadi pemadam kebakaran yang harus sigap menghadapi kondisi seperti itu. 

Terkait dengan regulasi pencegahan COVID-19 belum berubah, salah satu instruktur yakni Herman terpaksa hanya memberikan kesempatan mahasiswa mencoba alat peraga "Breathing Apparatus" secara terbatas. 

Adapun salah satu materi yang dipraktikan adalah pembuatan foam api secara manual. Foam api tersebut pada dasarnya sekarang sudah jarang digunakan, namun sudah menggunakan liquid injection.Mengingat tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman dasar maka hal ini dijadikan salah satu materi praktikum. 

Sementara itu Direktur Eksekutif Sinar Poseidon Gupita Training Center, Wadhar Suryatmaja menyampaikan alat pemadam kebakaran sendiri prinsipnya ada dua yakni alat pemadam api ringan dan alat pemadam api tetap. 

Fungsi dari keduanya sama yakni hanya menyalurkan bahan untuk memadamkan. Sifatnya sendiri terbagi kedalam tiga jenis yaitu cair, gas, dan padat (tepung kimia sering digunakan, pasir, tanah).Alat pemadam api tetap bisa air, busa, dan co2, padat, cair, dan gas tinggal pilih mana yang akan digunakan. 

"Dalam urusan ketangkasan memadamkan api, perlu adanya sebuah latihan. Mengingat hal tersebut butuh familisasi dan keterampilan perlu adanya proses latihan. Semakin sering maka keterampilan semakin terasah. Jika mau cepat dan tepat harus sering latihan. Biarpun pandai kalau tidak terlatih tetap sama, itu praktek bukan teori, praktek ketangkasan fisik!" ungkap Wahdar. ##

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun