Mohon tunggu...
ABDF
ABDF Mohon Tunggu... Jurnalis - ABDF

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kendaraan Niaga Penjaga Lingkungan dan Teman Meraih Keuntungan

28 April 2021   10:00 Diperbarui: 29 April 2021   14:07 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isuzu NMR 81 di Pameran (Dok. cintamobil.com)

Tujuan setiap pebisnis adalah meraih keuntungan. Setiap langkah perencanaan pasti ditargetkan untuk mendapatkan hasil terbaik. Begitu juga Isuzu ELF NMR sebagai kendaraan niaga yang diciptakan menjadi teman Anda meraih tujuan tersebut. Ditambah kesiapannya dalam penerapan standar emisi Euro 4 yang pasti memberikan dampak positif untuk langit Indonesia lebih sehat.  

Kebutuhan kendaraan niaga atau pengangkut barang seperti mobil box dan truk meningkat seiring tingginya proses pengantaran barang. Hal ini merupakan satu di antara dampak pandemi Covid-19, yang mana setiap dari kita dilarang untuk banyak bertatap muka dengan orang banyak. Maka metode berbelanja dilakukan secara online dan menggunakan jasa pengiriman.

Sementara yang jarang diketahui adalah bahwa ada peran kendaraan pengangkut pesanan kebutuhan kita yang mana masih menggunakan mesin dengan standar emisi Euro 2. Dampaknya dalam mencemari kualitas udara cukup besar.

Tapi jelas ya, umumnya yang mengantarkan pesanan sampai ke depan pintu rumah adalah menggunaan sepeda motor. Kecuali untuk beberapa barang yang dimensinya besar dan harus menggunakan mobil.

Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 lalu bersama UN Climate Conference COP21 di Prancis telah mendatangani kesepakatan yang isinya komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% pada tahun 2030.

Pandemi ini ternyata turut mengganggu perkembangan industri otomotif tanah air. Pasalnya ketetapan pemerintah untuk implementasi standar emisi Euro 4 pada kendaraan diesel tertunda yang awalnya tahun 2021 menjadi tahun 2022.

Adapun pegangan pemerintah dalam implementasi ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Kendaraan Bermotor Tipe Baru M, N, dan O.

Dari data yang diambil di iqair.com tercatat pada tahun 2020 Indonesia menjadi negara nomor sembilan pencemaran udara terburuk. Jika melihat ke beberapa negara tetangga, Indonesia tertinggal dari India, Thailand, dan China yang sudah memakai Euro 4 sejak beberapa tahun lalu.

Untuk tingkat nasional, kota yang mendapatkan peringkat terburuk adalah Surabaya, Jawa Timur. Sementara yang mendapatkan nilai kualitas udara terbaik adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pemerintah dalam GIICOMVEC 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (6/3/2020) melalui Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan bahwa sudah seharusnya "khusus" yang bermain di sektor kendaraan komersial dan memakai mesin diesel menerapkan standar emisi Euro 4.

Pertanyaannya sekarang adalah, "adakah produsen kendaraan niaga yang sudah mempersiapkan produknya yang ramah lingkungan tersebut?"

Jawabannya, ada.

Produsen Legenda Mesin Diesel

Jika berbicara tentang kendaraan niaga berbahan bakar solar pasti yang teringat dalam pikiran kita pertama kali adalah Isuzu. Maka dari itu kita lihat pemilik slogan Real Partner Real Journey ini sudah sejauh mana persiapannya menghadapi penerapan standar Emisi Euro 4.

 

Mesin Common Rail (Dok. Cintamobil.com) 
Mesin Common Rail (Dok. Cintamobil.com) 
Kepada Jawapos.com President Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia Ernando Demiliy menyampaikan rasa senang saat mendengar Indonesia akan mengimplementasikan standar Emisi Euro 4. 

Ternyata rasa gembira sang Presiden Direktur ini disebabkan atas kesiapan mereka yang telah memiliki kendaraan niaga Isuzu yang siap ber-Euro 4 sejak tahun 2011. Yaitu dengan sudah memiliki teknologi mesin common rail untuk standar Euro 4 yang tertanam pada kendaraan niaga mereka bernama Isuzu Giga. #IsuzuEuro4Ready

Untuk tersertifikasi standar emisi Euro 4 mesin common rail tidak perlu mendapatkan ubahan yang banyak. Hanya dengan menambahkan Exhaust Gas Recirculation (EGR) Cooler yang berfungsi mencegah kenaikan temperatur akibat proses pembakaran.

Kemudian memasangkan TGS dan silencer DOC sebagai garda terakhir untuk menyaring NOx yang tersisa. Maka setelah lengkap, kendaraan niaga Isuzu siap menjadi yang ramah lingkungan.  

 Selain mesinnya sudah digunakan, IAMI juga ternyata sudah menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pelayanan purnajual. Hal ini dikuatkan dengan menangnya mekanik IAMI dalam World Technician Competition CV (Commercial Vehicle) Division atau I-1 Grand Prix ke-12 di Jepang.

Memberi Pelayanan Ekstra untuk Konsumen  

Setelah produk dengan standar emisi Euro 4 siap, mekanik yang andal disiapkan selanjutnya untuk kelangsungan hidup kendaraan tersebut. IAMI sudah menyiapkan jaringannya.

Setidaknya saat ini Isuzu sudah memiliki 117 outlet dan 24 outlet satelit di seluruh penjuru tanah air. Adapun untuk melayani pembelian suku cadang sudah ada 2.403 part shop di 355 kota yang sudah siap.

Selain itu ada juga part depo yang jumlahnya ada 12, terdiri dari 6 part depo Isuzu GIGA (Medan, Pekanbaru, Surabaya, Samarinda, Banjarmasin, dan Makassar). Untuk Isuzu Elf disediakan 4 part depo (Lampung, Palembang, Manado, dan Bali). Serta satu part depo gabungan di Kota Semarang.

Sementara untuk memberikan pelayanan di luar bengkel Isuzu telah menyediakan armada Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) sebanyak 139 unit menggunakan mobil dan 5 unit sepeda motor. Juga ditambah 120 bengkel resmi dan authorized workshop.

Elf NMR 81 Truk Ringan Bermesin Common Rail

Sebagai bukti semangat menjemput penerapan standar emisi Euro 4, Isuzu mengeluarkan truk ringan pertama mereka yang berteknologikan common rail dengan nama Isuzu Elf NMR 81.

Isuzu ELF NMR 81 dengan Mesin Common Rail  (Dok.otomotif.kompas.com)
Isuzu ELF NMR 81 dengan Mesin Common Rail  (Dok.otomotif.kompas.com)
Common rail sendiri adalah satu sistem yang mengelola dan menyemprotkan bahan bakar ke dalam jantung mekanis diesel, sehingga mampu memberikan emisi gas buang yang rendah.

Truk ringan dengan kode mesin 4HL1-TC injection common rail bertenaga maksimum 150 PS dan torsi maksimal 145-1600MPa ini pertama kali diperkenalkan dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 lalu di ICE BSD City, Tangerang.

Dibekali transmisi 6-percepatan dengan suspensi depan dan belakang multi-leaf spring (diklaim mampu membawa muatan banyak) akan cocok untuk mobilitas niaga bidang mining, quarrying, agriculture, forestry, fishing, dan construction.  

Pengaplikasian front suspension dan rear suspension multi-leaf spring ini mampu mengangkut beban lebih dari 8 ton. Serta dinilai sangat cocok untuk angkutan jarak jauh.

 General Manager Marketing PT Isuzu Attias Asril dalam peluncurannya mengatakan Elf NMR 81 ini diistimewakan dalam beberapa faktor:

  • Performa
  • Kekuatan
  • Keamanan
  • Keselamatan dan Kenyamanan Berkendara

 Jadi Real Partner, Real Journey.

Pentingnya Menggunakan Standar Emisi yang Lebih Baik 

Pencemaran terhadap udara dan tubuh kita dapat terjadi dari hasil pembakaran di ruang mesin kendaraan. Makin banyak kita berada di tengah barisan kendaraan maka potensi tetpapar zat berbahaya semakin besar.

Launching Isuzu NMR 81 (Dok. Liputan6.com)
Launching Isuzu NMR 81 (Dok. Liputan6.com)

Maka dari itu yuk kenali apa saja bahaya jika kita dan negeri ini masih menggunakan standar emisi yang rendah untuk kendaraan bermotor.

Karbon Monoksida (CO)

Zat yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor ini apabila terhirup akan menghalangi oksigen dalam darah.

Timbal (Pb)

Hasil gas buang yang satu ini akan menyebabkan kecerdasan siapapun yang menghirupnya turun. Bahkan dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan dan pendengaran.

Karbon Dioksida (CO2)

Gas CO2 adalah yang memberikan kontribusi paling besar penyebab menipisnya lapisan ozon. Serta dapat menyebabkan meningkatnya efek rumah kaca di bumi tercinta ini.

Oksida Nitrogen (NO2)

Asma atau sesak nafas dapat terjadi apabila zat ini terhirup oleh kita. Karena ia mampu menembus membrane dan paru-paru.

Untuk kita selaku warga negara yang sifatnya pengguna teknologi dengan standar Euro 4 atau lebih, satu konsekuensi kecil ketika sudah diimplementasikan secara masif standar Euro tersebut hanya naiknya biaya beli bahan bakar minyak.

Jika dibandingkan dengan konsekuensi kesehatan yang dimungkinkan terjadi sebenarnya harga untuk membeli BBM yang sesuai standar Euro akan jauh lebih murah. Kesehatan adalah aset kita yang berharga. Meski mobil milyaran rupiah namun tidak mempedulikan kesehatan lingkungan dari asap kendaraan maka itu akan sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun