Kymco KXCT selama melibas jalanan menanjak di jalur Puncak, Kabupaten Bandung dan tentunya jalur Nagrek itu tidak ada keluhan sama sekali alias ngacir. Tapi kalau selama di jalur puncak harus tetap waspada. Selain lajur yang digunakan ramai kita harus memperhatikan juga apakah ada atau tidak motor yang nyelinap untuk keluar di antara mobil dalam kemacetan.
Sementara kemampuan rem dari Kymco KXCT untuk menemani selama jalan menurun masih dalam kategori aman meski belum ABS. Pastikan komposisi penggunaan rem belakang "lebih" dalam menariknya dari rem depan. Namun jangan juga terlalu didominasi oleh rem belakang. Ini bisa berbahaya.
Dan untuk riding position Kymco KXCT tidak bisa dikatakan santai, namun cendrung sigap tapi tetap nyaman. Konsekuensi sebagai motor City Tourer yang secara fisik tidak memiliki tempat kaki berselonjor. Namun untuk merasakan sensasi berkendara layaknya motor cruiser rider hanya tinggal memundurkan posisi duduk sampai menyentuh batas antara jok boncengan dan pengendara.
Konsumsi bensinÂ
Saya ingat ucapan seorang teman yang sebelumnya adalah pemilik Kymco KXCT. "Jangan tanyakan konsumsi bensin kalau pakai motor ini" Tapi tetap sebagai acuan dasar kita harus tahu konsumsi bensin kendaraan yang digunakan.
Saat berangkat ke Malangbong saya mengisi full sampai luber Kymco KXCT dengan Shell Super. Kalau dengan rupiah saat itu hanya Rp 48 ribu. Selama perjalanan berangkat kecepatan kendaraan dominan pelan. Seingat saya seringnya motor berlari di kecepatan 60 sampai 70.Â
Kecuali saat saya izin untuk ke toilet atau sekedar membeli minum. Agar bisa kembali masuk rombongan saya harus menarik tuas gas Kymco KXCT sampai di speedometer digitalnya keluar angka 105.
Sengaja juga saya lakukan demikian. Berhenti sejenak karena kebutuhan, sementara rombongan tetap melanjutkan perjalanan. Selain untuk mencegah rasa ngantuk. Menjalanan motor dengan kecepatan "agak" tinggi  biasanya membantu kita agar tidak bosan dalam perjalanan.
Yang kurang nyaman bagi saya selama menggunakan Kymco KXCT untuk perjalanan ke luar kota adalah minimnya tempat penyimpanan. Entah itu di dek kaki pengendara, di bagasi bawah jok atau di konsol bawah setang.
Meski bagasi di bawah jok tidak bisa dikatakan kecil. Soalnya Helm full face RSV FF500 bisa disimpan di dalamnya. Bahkan bisa ditambah dengan jas hujan dan sarung tangan. Itu pun masih menyisakan ruang meski sedikit. Tapi untuk kebutuhan perjalanan keluar kota ya masih kurang.Â