Yang saat itu dialami adalah anak-anak berebut ingin duduk di depan. Anak cowok usianya dua tahun kalau dia di depan badan saya terasa enteng. Terpikir ini karena dimensi badan dia yang kecil. Kaki-kakinya pun belum menapak sempurna ke dek "tutup bukaan bensin".
Lain halnya saat tetehnya yang duduk. Posisi berkendara jadi terasa kokoh. Selain karena kaki-kakinya sudah bisa menahan beban dari berat badan dia, posisi badannya yang lebih tinggi juga berpengaruh.
Tidak enaknya adalah ketika harus bawa pakaian anak-anak ditambah barang belanjaan. KXCT tempat gantungannya terbatas dan bagasi di bawah jok juga hanya masuk sedikit.
Kalau ngeliat ke Kymco 250cc juga gak jauh beda. Kelebihannya mereka hanya lebih panjang saja bagasinya. Urusan tingkat kedalaman mah sama-sama mepet ke body jok bagian bawah.
Mau menyisipkannya di bawah jok, tapi cuma ada satu lubang. Itupun hanya masuk untuk menaruh sarung tangan dan peci anak yang laki.
Kurang dan lebihnya seperti itu pengalaman yang saya rasakan saat bertransmigrasi dari motor yang cc-nya 125 ke 200. Dari yang badannya mungil namun memiliki ruang penyimpanan yang luas. Beralih ke badan bongsor namun ruang penyimpanan sedikit.
Untuk Kymco seperti itu. Jika kalian ada pengalaman atau harapan ingin naik kelas dari cc yang masih seratusan ke dua ratusan atau bahkan seribuan silahkan ceritakan di kolom komentar. Setidaknya dengan kalian menambahkan akan memberikan manfaat yang lebih bagi pembaca lainnya. Dan demikian cerita dari saya yang sedang dalam proses naik cc scooter ke yang lebih besar.Â
Terima kasih, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H