Sepertinya saat perjalanan menuju Cileungsi dari Jonggol strip paling atas dari indikator bensin kembali turun. Melihat hal itu supaya kekompakan strip-strip itu terjaga akhirnya saya putuskan untuk mengisi kembali Shell Super ke perutnya KXCT. Tidak banyak sih Cuma Rp 30 ribu saja. Kurang lebih kalau dikonversi ke liter tiga liter rupiahnya lebih sedikit.
3. Posisi BerkendaraÂ
Tidak bisa dibandingkan dengan XTown atau Downtown. Karena antara ketiganya ditempatkan berdasarkan passion yang dimiliki. KXCT yang ber-cc lebih besar 50cc adalah para spesialis touring. Sementara KXCT dipersiapkan untuk merajai jalanan ibukota. Jadi riding positionnya lebih sigap.
Cocoklah bagi orang yang ingin banyak menggunakan kendaraan tersebut berkomuter di padatnya jalanan perkotaan kemudian "setidaknya" sebulan sekali untuk pergi menikmati perjalanan luar provinsi.
Perlu diperhatikan jika membawa boncengan. Karena komplenan dari yang saya bonceng saat melintas pita kejut atau polisi tidur masih adai. dia merasa kepalanya, seperti tertekan dari bawah.
Yang saya kagumi dari KXCT ataupun scooter Kymco 200an cc adalah setelah perjalanan jauh badan tidak terasa pegal. Ditambah meski body-nya gambot namun setelah berada di balik setangnya terasa bawa motor yang langsing. Malah setelah dua jam perjalanan dari Depok ke Karawang yang kurang lebih menempuh jarak 68 KM itu berasa tidak habis riding.Â
Bagaimana Rasanya Menggunakan KXCT untuk Harian ?
Aktivitas harian saya selama pandemik adalah bersama anak-anak mengantar istri ke kantor, juga menjemputnya pada waktu sore. Setelah itu ada jalan-jalan kecil sekalian jalan pulang setelah menjemput.