gempa Cianjur dengan menurunkan bantuan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (25/11). LPNU Kota Kediri menyatakan bantuan pada korban gempa Cianjur sengaja tidak dikirim ke lokasi karena banyak juga warga asal Cianjur yang sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren di Kota Kediri. Gempa Cianjur hingga saat ini telah memakan korban jiwa sebanyak 272 orang dan 39 orang masih dinyatakan hilang.
Kediri - Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kota Kediri bergerak cepat merespon“Di sini kami selain memberi sumbangan dari urunan anggota LPNU Kota Kediri juga memberikan semangat untuk santri-santri asal Cianjur yang mondok di Pesantren Lirboyo. Kami berharap para santri sementara waktu lebih baik bertahan untuk tidak pulang ke Cianjur dulu, lebih baik di sini masih bisa belajar dan tinggal di bawah atap pesantren daripada pulang ke Cianjur malah tinggal di tenda pengungsian”, kata Ketua PCNU Kota Kediri, KH Abdullah Abu Bakar Abdul Jalil atau biasa disapa Gus Ab di Masjid Lawang Songo, Pondok Lirboyo.
Gus Ab menambahkan, santri-santri diharapkan mendo’akan agar para korban yang hilang bisa segera ditemukan. “Semoga gempa susulan bisa segera reda dan mari kita doakan Bangsa Indonesia ini bisa dijauhkan dari segala musibah ke depan,” harapnya.
Ketua LPNU Kota Kediri Nur Muhyar menyatakan ia bersama anggota LPNU lainnya bersepakat peduli dengan gempa Cianjur, namun karena sudah banyaknya bantuan yang ditujukan langsung ke daerah gempa, maka ia memutuskan membantu santri-santri di Kediri yang juga terdampak karena orang tua mereka berada di pengungsian.
“Ya setidaknya sedikit uang yang kami berikan dan sejumlah makanan produk UMKM binaan LPNU Kota Kediri bisa bermanfaat atau memberi nafas bagi kaluarga mereka yang menjadi korban gempa, agar tidak kepikiran anaknya yang diperantauan. Cukup lah untuk uang saku mereka sebulan ke depan, jadi orang tua yang di pengungsian tidak repot memikirkan mengirim uang untuk anaknya yang nyantri di Pondok Lirboyo”, ungkap Nur Muhyar.
LPNU Kota Kediri memberikan uang saku masing-masing Rp 1 juta bagi santri Pondok Lirboyo yang saat ini keluarganya berada di pengungsian dan Rp 500 ribu bagi santri asal Cianjur yang keluarganya masih bisa menempati rumahnya atau tidak terdampak. Bantuan uang tunai dan makanan tersebut diserahkan pada tujuh orang perwakilan santri asal Cianjur.
Ade Zam Zam Ahmad Fauzi, 20 tahun, santri Pondok Lirboyo asal Kampung Cisalak Girang, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur memberikan testimoni enam anggota keluarganya saat ini tinggal di pengungsian setelah lantai kedua rumahnya roboh. Ia mengaku sangat ingin pulang, namun dicegah keluarganya karena harus tinggal di pengungsian.
“Kami juga takut pulang karena masih sering terjadi gempa susulan”, ujar Ade Zam Zam setelah menerima bantuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H