Mohon tunggu...
D.Ivi
D.Ivi Mohon Tunggu... Konsultan - Mengurai Wacana Lewat Tulisan

Jangan Biarkan Pikiranmu Liar,Ikatlah Dia dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Tantangan Gen- Z di Industri Hospitality: Perspektif Manajemen SDM dan Psikologis

22 Juni 2024   17:07 Diperbarui: 22 Juni 2024   17:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z, yang lahir sekitar antara periode  tahun 1997 hingga 2012, menjadi sorotan dalam dunia kerja saat ini. Salah satu isu yang sering dibahas adalah ketidakcocokan Gen Z dengan lingkungan kerja polychronic.

Banyak yang berpendapat bahwa Gen Z cenderung memiliki sifat ambivalen,tidak tahan tekanan,rapuh ,kesulitan dalam melakukan komunikasi verbal (karena cenderung lebih banyak berhubungan dengan smartphone)  .Generasi ini juga seringkali dicap sebagai generasi overthingking  dan "lebay  dalam menyikapi sesuatu serta tidak menyukai  tekanan kerja. Namun demikian  Gen Z dan milenial akhir  diakui memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan kemampuan kognitif yang cukup baik.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Gallup,2022  menyatakan bahwa Gen Z dan Millenials yang lebih muda hanya  memiliki tingkat engagement sebesar 31% ,sementara sebanyak 54 % tidak memiliki tingkat engagement atau keterikatan dengan lingkungan kerjanya dan sisanya15% benar-benar  disengaged.Kebanyakan pekerja muda tidak merasakan hubungan dekat (engagement) dengan rekan kerja, manajer, atau majikan mereka.

Karyawan yang lebih muda dilaporkan lebih banyak stres dan kelelahan (burnout)terkait pekerjaan dibandingkan generasi yang lebih tua. Enam puluh delapan persen Gen Z dan generasi muda milenial melaporkan bahwa mereka sering merasa stres. Hal ini harus menjadi perhatian para pemimpin. Stres dan kelelahan memengaruhi kinerja kerja dan pertumbuhan karier jangka panjang. Selain itu, kelelahan berkorelasi dengan risiko kesehatan fisik dan hubungan pribadi yang buruk. Karyawan yang sering mengalami kelelahan lebih besar kemungkinannya untuk meninggalkan pekerjaan mereka -- faktor lain yang menyebabkan karyawan muda pindah pekerjaan (turnover).

Enam puluh lima persen generasi milenial menilai keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi yang lebih baik sebagai hal yang "sangat penting" ketika mempertimbangkan pekerjaan baru. Keinginan kaum milenial akan keseimbangan kehidupan kerja dan kesejahteraan hampir sama pentingnya dengan keinginan mereka akan peningkatan gaji atau tunjangan (Gallup.com,2022)

Dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, generasi Z dan milenial akhir lebih cenderung mencari pengembangan karier (sebesar 17 %) dan lebih cenderung mencari pekerjaan jarak jauh (8%) serta keseimbangan kehidupan kerja dan kesejahteraan yang lebih baik (7%).

 Fenomena tersebut menjadi fakta dan tantangan yang membutuhkan pendekatan yang holistik dari berbagai perspektif, termasuk manajemen sumber daya manusia dan psikologis terutama bagi para praktisi HRD di industri hospitality.

Menurut  Hall (1959) dan Bluedorn (2002), konsep polychronic menggambarkan cara individu atau kelompok mengelola waktu dalam budaya yang lebih cenderung untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus tanpa memperhatikan urutan waktu yang ketat.

Merujuk pada konsep polychronic, waktu dianggap sebagai konsep yang fleksibel dan lebih berorientasi pada hubungan sosial dan kegiatan yang bersamaan. Pengetahuan ini menjadi penting dalam memahami perbedaan pola pikir dan perilaku Gen Z dalam lingkungan kerja polychronic.

Dalam konteks ini, lingkungan pekerjaan di dunia hospitality , akomodasi perhotelan khususnya merupakan salah satu tipe lingkungan yang sangat polychron di mana karyawan hotel harus siap menerima berbagai pekerjaan dalam satuan blok waktu yang hampir bersamaan.

Sebagai contoh, karyawan Front office di hotel  terbiasa kerja untuk meng-handle telepon, menerima registrasi yang diselingi complaint tamu lain adalah gambaran umum dunia kerja perhotelan.  Dan kondisi ini memerlukan sikap dan kematangan dalam mengelola emosi ,pada saat melayani pelanggan atau menerima keluhan pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun