Dan karaktersitik lingkungan kerja seperti ini jika dibandingkan dengan isu global karakteristik Gen-Z  yang telah dipaparkan sebelumnya menjadi kontradiktif  dan cenderung "antiklimax".
Dalam menghadapi tantangan merekrut Gen Z di industri hospitality, para praktisi HRD perlu mempertimbangkan apakah merekrut fresh graduate atau individu yang sudah matang psikologis lebih menguntungkan. Staff yang lebih matang mungkin memiliki pengalaman, stabilitas emosi, dan kemampuan mengatasi tekanan dengan lebih baik.
 Di sisi lain, fresh graduate dapat membawa energi, keingintahuan, dan kepemimpinan baru ke dalam tim. Manager HRD perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan perusahaan serta karakteristik dan kemampuan individu yang akan direkrut.
Menurut para ahli psikologis, Generasi Z cenderung memiliki nilai-nilai yang berbeda dan pola pikir yang lebih terbuka terhadap teknologi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi pendekatan yang menyertainya dalam pembinaan karir dan pengembangan karyawan.
 Memberikan ruang bagi Gen- Z untuk mengaplikasikan kreativitas dan inovasi mereka dapat menjadi kunci kesuksesan dalam mengintegrasikan mereka ke dalam budaya perusahaan.
Sementara itu, para ahli manajemen SDM, teknik menekankan pentingnya penerapan sistem reward dan punishment yang tepat untuk mengelola dan memotivasi Gen Z di tempat kerja. Dalam hal ini, memberikan reward berbasis kinerja dan kesempatan pengembangan diri yang jelas dapat menjadi motivasi bagi Gen- Z untuk mencapai tujuan perusahaan.
Di sisi lain, punishment yang proporsional dan konstruktif perlu diterapkan agar nilai dasar budaya perusahaan tetap terjaga tanpa mengurangi semangat dan potensi karyawan Gen-Z.
Untuk mengatasi perbedaan generasi di industri perhotelan, HRD perlu melakukan pendekatan yang berbeda dalam penyeleksian dan pembinaan karyawan. Memberikan pelatihan intensif, pembinaan, dan mentoring kepada Gen Z dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan dan sikap yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dengan pendekatan yang tepat, Gen Z juga memiliki potensi untuk berkembang dan berkontribusi positif dalam industri perhotelan.
Dalam konteks ini, HRD perlu melakukan evaluasi menyeluruh dan mempertimbangkan kebutuhan perusahaan serta karakteristik individu yang direkrut, baik fresh graduate maupun yang berpengalaman. Terdapat keuntungan dan tantangan unik dalam merekrut kedua kelompok tersebut, namun pada akhirnya pilihan terbaik akan bergantung pada kebutuhan spesifik sumber daya manusia di hotel.
Manajer dalam industri kerja hospitality dapat mengambil beberapa langkah dalam menangani sikap Generasi- Z yang cenderung ambivalen dan mudah rapuh dalam tekanan kerja. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Mengadakan Pelatihan dan Pendampingan:Â Manajer dapat memberikan pelatihan dan pendampingan kepada Generasi Z untuk membantu mereka mengelola ambivalensi dan tekanan kerja. Pelatihan ini dapat mencakup keterampilan manajemen emosi, strategi mengatasi stres, dan keterampilan komunikasi.