Mohon tunggu...
Jibeng Ismono
Jibeng Ismono Mohon Tunggu... -

*_*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petarung Cilik dari Pulau Sumbawa

1 Oktober 2014   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:52 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, terkadang di tengah berlaga para joki cilik ini juga harus bernasib celaka. Tidak sedikit, para joki yang kemudian harus terlempar dari atas punggung kuda. Hentakan keras kuda-kuda pacu, melempar tubuh mungil para joki di atas tanah lintasan pacu yang keras berdebu.

Meski begitu, pertandingan tidak serta merta berhenti. Seakan cidera yang dialami para joki cilik ini adalah hal lumrah dan biasa terjadi. Para pawang kuda bersama panitia dan tim medis sigap memberikan pertolongan kepada sang joki. Mengejar dan menjinakkan kuda-kuda yang terkadang lepas kendali.

Di atas tribun, hingar bingar penonton terdengar seru menyemangati. Termasuk para pemilik kuda dan orang tua joki. Semua berharap, jagoan-jagoan merekalah yang nantinya memenangkan lomba, dan berhasil menjadi sang juara. Apalagi hadiah yang ditawarkan pada event ini sangat menggiurkan. Juara pertama di masing-masing kelas berhak atas satu sepeda motor berjenis matic. Juara berikutnya berhak atas kulkas, TV dan mesin cuci.

[caption id="attachment_326530" align="aligncenter" width="504" caption="Dok. Pribadi Jibeng Ismono"]

14120766981346919995
14120766981346919995
[/caption]

Dalam tradisi “Main Jaran”, kuda yang akan ditampilkan harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Para Joki Cilik harus mengambil nomor ban (kotak pelepasan). Setelah diperiksa juri terkait kesiapan kuda dan joki, baru mereka diperbolehkan mengikuti pertandingan. Sedikitnya 5-6 ekor kuda dilepas melalui kotak pelepasan sekali balap. Biasanya mereka harus bertanding dua kali putaran mengelilingi lintasan pacu.

Dikutip dari artikel di website resmi www.sumbawakab.go.id, kuda-kuda pacu ini harus disesuaikan berdasar klasifikasi. Yaitu Teka Saru, yakni kelas untuk kuda pemula dan baru pertama kali mengikuti perlombaan. Kemudian Teka Pas untuk kelas yang telah mengikuti perlombaan sebanyak 2-3 kali. Teka A, untuk kuda yang berpengalaman yang tingginya 117 cm sampai dengan 120 cm. Teka B untuk untuk kuda yang memiliki tinggi diatas 121 cm. Kemudian kelas OA untuk kuda yang sudah berpengalaman dan telah nyepo (giginya telah tanggal sebanyak 4 buah) dan tingginya sekitar 126 cm.

[caption id="attachment_326903" align="alignleft" width="300" caption="Dok. Pribadi Jibeng Ismono"]

14122299241017303424
14122299241017303424
[/caption]

Kelas selanjutnya adalah OB yang merupakan kelas diatas OA. Kuda-kuda yang dipertandingkan disini memiliki tinggi 127 hingga 129 cm. Pada kelas Harapan, untuk kuda yang memiliki tinggi 129 cm ke atas dan telah nyepo. Untuk kelas Tunas, kuda pacu memiliki tinggi 129 cm ke atas dan gigi taringnya telah tumbuh. Kelas terakhir adalah kelas dewasa.

Tradisi “Main Jaran” juga menggunakan sistem gugur dalam menentukan sang juara. Babak pertama dinamakan babak guger (gugur). Pada babak ini kuda berusaha memenangkan pertandingan untuk menuju babak penentu sehingga  bisa mencapai babak final.
Sejumlah joki cilik yang berhasil menjadi juara bersorak gembira. Ada yang sengaja melempar helm pelindung ke udara sesaat melalui garis finish. Ini menggambarkan kebanggaan mereka. Turun dari kuda, para joki cilik sontak disambut para orang tua. Dipeluk dan diciumi penuh cinta. Lalu digendong di punggung sang ayah sembari berlari melewati lintasan pacuan kuda. Di belakangnya mengejar sang ibunda sembari meneriakkan rasa syukur dalam bahasa Tau Samawa. “Horeeee....tode kaku ka juaraaa!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun