Peran ciamik juga ditunjukkannya dalam web series Lukas the Journey of an Altar Boy yang berperan sebagai Flory yang tayang di Vision+, I Love Silly sebagai Silly kecil yang menduduki peringkat pertama sebagai web series yang paling banyak ditonton tahun 2021, Harta Terindah garapan sutradara Jay Sukmo, dan Titik Nol yang beradu peran dengan Morgan Oey.
Tak hanya itu, Chempa Puteri juga sangat merdu ketika bernyanyi. Single pertama yang berjudul Teman Sejati berhasil mengobati dahaga terhadap gersangnya lagu anak-anak yang bermakna. Sebuah jalan yang tak mudah di tengah gempuran lagu-lagu "asal viral" yang dinyanyikan anak-anak tanpa mempedulikan nilai. Konon, dalam waktu dekat akan mengeluarkan single kedua yang bertema peralihan dari anak-anak menuju remaja. Patut dinantikan!
Tak seperti kebanyakan anak yang berada di pusaran industri hiburan, ayah dan bunda Chempa Puteri rupanya memiliki visi yang baik dalam mengarahkan anaknya. Mereka tidak hanya memberi ruang bagi buah hatinya untuk berkarya dan berkesenian, tetapi juga memperhatikan sisi lain yang tak kalah penting, di antaranya pendidikan dan olah raga. Chempa Puteri tercatat sebagai lulusan terbaik di Homeschooling Tridaya 2024 dan sekarang duduk di kelas VII di Sekolah Murid Merdeka di kelas atlet.
Selain itu, si cantik yang apa adanya ini juga merupakan atlet Kempo dan Taekwondo, yang semuanya berprestasi. Ia merupakan peraih empat medali emas di Forprov Jabar Kempo 2022 dan Fornas Kempo 2022 di Palembang, dan peraih emas Pomsae Cadet Individu Putri dalam ajang ITN OPEN VII Turnamen Taekwondo Antar Unit Se-Jawa Barat Tingkat Provinsi 2024 dan medali perak Pomsae SPC C Individu Puteri di ajang Kejuaraan Taekwondo Liga Pelajar se-Kota Bandung Tahun 2024.
Chempa Puteri adalah sosok seniman yang tak hanya cantik dan manis, tetapi cerdas dan berprestasi. Putra bangsa yang seharusnya dijaga dan terus didukung, di tengah krisis jati diri yang dimiliki anak seusianya. Ketika semua harus serba viral, mengambil keuntungan material dari jumlah pengikut di media sosial, dengan mengabaikan kualitas diri, nilai dan budaya yang seharusnya lebih dikedepankan dari sekadar sensasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H