Mohon tunggu...
Abdullah Alhadad
Abdullah Alhadad Mohon Tunggu... Guru - Semuanya bercerita tentang cara bertahan hidup, dan menjadi pribadi yang bermanfaat adalah cara hidup dalam keabadian

Seorang Guru Informatika di Jenjang SMP, Penulis, Blogger, dan Praktisi IT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dewasa dalam Ruang Lingkup Informatika

8 Mei 2023   11:13 Diperbarui: 8 Mei 2023   11:35 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak begitu yakin dengan agama yang lain, tapi mungkin memiliki konsep yang sama, yaitu apabila berbuat benar dan baik maka akan mendapat pahala dan di akhirat nanti akan mendapat kebahagiaan yang kekal berupa surga. Begitupun sebaliknya, setiap pelanggaran akan mendapat dosa dan akan dimasukan kedalam neraka.

3. Sosial masyarakat

Kondisi ini berdasarkan adat istiadat, norma atau kebiasaan sopan santun yang berlaku disetiap wilayah tertentu. Sehingga memungkinkan bahwa setiap wilayah akan memiliki aturan-aturan yang berbeda. Tapi, kemungkinan apabila ada pelanggaran maka akan berlaku hukum adat, atau minimal penilaian buruk (public enemy) ditengah-tengah masyarakat. Dan apabila berbuat baik dan benar, maka tidak menutup kemungkinan ia akan menjadi tokoh panutan yang dihormati di tengah-tengah masyarakat.

Dewasa secara Digital

Oleh karena itu, aktivitas dalam kehidupan baik di dunia nyata ataupun maya, harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Ini sebagai bentuk bukti bahwa kita telah dewasa. Perhatikan bahwa sikap ini pada akhirnya, bukan masalah angka usia. Tidak sedikit ada orang-orang yang mungkin masih dibawah 18 tahun tapi sudah menunjukan kesadaran dan sikap yang bertanggung jawab. Pun sebaliknya, ada pula yang berusia lebih matang tapi belum bisa memperlihatkan sikap kedewasaan.

Pemerintah, sosial masyarakat dan syariat pun turut hadir di dunia digital untuk memberikan batasan-batasan bagi manusia agar dirinya beraktivitas secara sadar dan bertanggung jawab. Terlebih aktivitas digital ini memungkinkan seseorang untuk bersembunyi di balik akun anonim. Tindakan dan sikap yang merusak dan tidak bertanggung jawab seringkali dilakukan dengan anggapan 'tidak ada orang yang tahu'. Padahal, terlebih di dunia digital semua aktivitas kita tercatat dan bahkan terpantau yang bisa melahirkan barang bukti tindakan kriminal jika terbukti berbuat salah.

Maka salah satu yang mampu membatasi diri dari kerugian tersebut adalah dengan bersikap dewasa dimana pun berada. 

Konsekuensi menjadi dewasa (sumber : pixabay.com)
Konsekuensi menjadi dewasa (sumber : pixabay.com)

terakhir, ijinkan saya menarik kesimpulan, jika setiap perilaku yang kemudian menimbulkan konsekuensi negatif lantas diberi label "dewasa" (18+, misalnya). Maka seseorang yang mengaku dewasa adalah yang tidak mengakses dan meninggalkan berbagai konten tersebut. Sebaliknya, jika ada saja yang masih tetap mengakses, atau mengkonsumsinya, maka ia belum dewasa, layaknya anak-anak yang tidak paham dengan konsekuensi yang akan ia hadapi kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun