Mohon tunggu...
Moh. Nur Khabib K
Moh. Nur Khabib K Mohon Tunggu... Lainnya - Orang kecil yang selalu berproses

Santri pegiat literasi, sekaligus pengagum karya sastra, seni dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Kegagalan

12 Januari 2022   17:25 Diperbarui: 12 Januari 2022   17:26 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: simalaba.net

***

Matahari mulai mengintip dari timur. Perlahan orang-orang mulai merasakan kehangatan. Rombongan itu tampak belum sampai ke tempat tujuan. Teman sebaya desa Bagas yang ada dalam rombongan itu mulai membuka sepasang matanya. Tak sadar mereka begitu lelapnya menikmati tidur selama perjalanan.

"Perjalanan sampai lokasi berapa menit lagi, Gas?" tanya Amin, yang sedari berangkat duduk di sebelah kanan Bagas.

"Kurang lebih satu jam setengah lagi kita sampai."

Kali ini rombongan itu menikmati sisa perjalanan dengan mendengarkan musik, camilan pagi, hingga ada yang melanjutkan tidur lagi. Berbeda dengan Bagas, yang tetap saja menikmati perjalanan dengan melihat kiri-kanan perjalanan, dan sesekali ia menembuskan pandangan ke langit mobil, berharap ia akan mendapatkan sesuatu untuk bisa ia tuliskan.

Perlahan ia sudah mendapat rangkaian kata, namun tangan kanannya seakan membeku untuk mengambil buku. Jemarinya dirasa berat untuk menuliskan rangka kata itu. Dalam angannya, ia merasa tak pantas untuk bila rangkaian itu dituliskan.

"Woi, Gas, jangan melamun, masih pagi!" bentak Amin

"Aduh, kamu Min, membuyarkan konsentrasiku saja" timbal Bagas sedih

***

Tak dirasa, rombongan yang isinya teman sebaya desa itu hampir sampai tempat tujuan. Bagas pun masih memasang wajah murung, sembari tetap memanjakan pikirannya untuk berimajinasi menerawang cakrawala. Kali ini dengan wajah dihadapkan ke bawah.

"Woi, jangan tidur, ini kita mau sampai pantai tujuan" nada kaget Adi yang duduk persis di kursi belakang Bagas, sembari mendorong punggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun