Konsep penyelenggaraan Jogja Marathon perlu menjadi contoh untuk penyelengaraan even-even bertaraf internasional lainnya. Penyelenggaraan MJM melibatkan semua elemen masyarakat Yogyakarta. Pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, warga jogja, dan masyarakat Indonesia. Karena sudah menjadi kalender tahunan, ajang MJM sudah di tunggu-tunggu, bukan hanya atlet marathon, tapi juga oleh masyarakat Jogja.
Gayung bersambut, Bank Mandiri sebagai sponsor utama juga all out mendukung gelaran ini. Jalan-jalan yang akan di lalui pelari di perhalus. Lampu penerang jalan di pasang di jalan-jalan. Ini penting, meskipun MJM di selenggarakan siang, tidak menutup kemungkinan para atlet dan masyarakat akan menapak tilasi jalur yang di lalui lomba ketika lomba sudah selesai di selenggarakan.
MJM Menggairahkan Jogja
Efek yang di timbulkan dalam penyelenggaraan MJM sebenarnya tidak hanya berimbas pada ekonomi. Semua aspek ikut tergerak. Pada aspek sejarah dan kebudayaan kental sekali di tonjolkan. Dengan even olahraga ini kehidupan kerajaan dan tata sosial jaman dahulu sedikit demi sedikit di pahami masyarakat.
Penulis melihat warga yang di lalui jalur lari, tersenyum gembira. Warga sudah mempersiapkan jauh-jauh hari menampilkan kearifan lokal yang akan di pertontonkan kepada pelari. Momen ini secara tidak langsung akan menambah kerukunan warga, karena ketika mempersiapkan atraksi warga berkumpul dan bermusyawasrah. Dengan musyawarah masyarakat menjadi guyub.
Imbas, gelaran yang ke 3 kali ini sudah di rasakan warga. Meskipun, banyak juga manfaat yang dirasakan korporasi. Tapi, setidaknya, karena ini agenda rutin tahunan pemerintah bisa mendorong masyarakat untuk menciptkan produk yang bisa di gunakan untuk merchandish peserta. Kain batik yang jadi andalan Yogyakarta harus bisa menjadi duta mempromosikan daerah ini.
3 tahun usia yang sangat muda untuk sebuah even dunia. Dari segi peningkatan ekonomi warga, promosi wisata dan kekompakan masyarakat MJM telah sukses besar. Meskipun demikian banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu di perbaiki untuk even MJM selanjutnya.
Beberapa hal masih perlu perbaikan di antaranya , sosialisasi lebih di gencarkan ke suluruh dunia. Publikasi di media sosial masih kurang, di Youtube tidak di temui liputan ketika pelari adu sprint saat mendekati garis finish. Untuk meningkatkan gairah para pelari dan posisi tawar even, perlu ada batas (limit) waktu yang harus di capai pelari. Secara keseluruhan, penulis menganggap Mandiri Jogja Maraton layak di pertahankan dan di tingkatkan kualitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H