Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Campina, Dari Surabaya Menyehatkan Masyarakat Indonesia

14 Agustus 2018   13:19 Diperbarui: 18 Agustus 2018   08:26 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun lalu saya pernah mempunyai usaha es krim. Es krim itu saya beri brand Es Dolphin. Setelah hari raya Idul Fitri kemarin, saya dan manajemen Es Dolphin mengangkat bendera putih, menyerah. Usaha es krim tradisional yang kami rintis tepat 2 tahun lalu harus di akhiri. Proses menyerah ini tidak ujug-ujug, tetapi melalui perenungan dan diskusi yang panjang.

Usaha Es Dolphin merupakan usaha baru dari orang yang sama sekali tidak paham usaha es. Memang pada 3 bulan awal, terlihat usaha ini menguntungkan. Setelah itu kendala bertubi-tubi datang. Banyak laporan dari kantin-kantin yang mengatakan es kurang laku, freezer harus diambil. Di beberapa freezer yang saya titipkan bahkan sama sekali tidak balik modal karena es mencair. Ratusan ribu rupiah kerugian  tiap minggu.

Saat ini usaha Es Dolphin sudah menjadi catatan sejarah tentang jatuh bangunnya membangun usaha. 19 freezer masih menjadi saksi kegagalan itu. Hidup harus tetap berjalan, saya kembali focus menekuni usaha makanan ternak yang sudah saya geluti beberapa tahun sebelumnya.

Campina Onloc

Saya melihat pengumuman di kompasiana tentang program Campina Onloc yang di selenggarakan pada akhir Juli (31/7/2018) , tanpa pikir panjang saya mengajukan diri untuk menjadi salah satu pesertanya. 

Sedikit trauma sebenarnya melihat wujud es krim setelah kejatuhan usaha itu. Butuh waktu 3 hari untuk menjawab admin kompasiana tentang kesediaan hadir.  Setelah konsultasi dengan istri tentang rencana mengunjungi pabrik Es Campina. Istri memberi dukungan agar saya tidak larut dalam kegagalan. Dengan ijin istri yakinlah saya untuk berangkat.

Hari itu ternyata tidak hanya blogger Kompasiana yang di undang manajemen Campina, tetapi juga para Vlogger. Ketika masuk areal perusahaan yang berada di kawasan industri Rungkut. Pabrik Campina sudah memberikan kesan mendalam. 

Semua pengunjung baik karyawan maupun masyarakat umum ketika berkunjung harus berada dalam area garis kuning yang membujur mulai pintu masuk komplek pabrik sampai pintu kantor pabrik. Jadi karyawan yang masuk pabrik seperti berbaris rapi. Tidak ada yang melewati garis kuning tersebut. Ternyata ini bagian dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang di terapkan Pabrik Campina.

Setelah melewati bagian dalam garis putih tersebut. Semua pengunjung yang berkunjung harus membasahi tangan dengan cairan anti kuman. Penulis menyadari karena Campina perusahaan makanan, kebersihan harus benar-benar di jaga. 

Tidak hanya pintu masuk, toilet pun benar-benar di atur steril dari kotoran. Ada CCTV yang merekam setiap pengunjung yang tidak sesuai dengan aturan penggunaan toilet.

Peraturan yang lain, pengunjung harus memakai sepatu dan memakai alas kaki. ini bertujuan untuk antisipasi kuman yang ada di kaki agar tidak berterbangan di areal pabrik. Untuk karyawan produksi lebih ketat lagi aturannya. 

Kepala harus di tutupi topi khusus yang menutupi semua rambut, ini untuk mengantisipasi agar tidak ada kemungkinan rambut yang tercecer di produk. Karyawan wajib memakai masker, ini untuk menghindari kemungkinan bakteri dari mulut. Karyawan harus memakai seragam khusus dari pabrik yang tiap hari di cuci.

Karyawan juga di larang keras untuk memakai perhiasan yang berlebihan, ini untuk menghindari perhiasan jatuh ke produk.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Untuk membiasakan hidup sehat, di kantin Campina hanya menyediakan makanan vegan. Jadi makanan yang berbahan daging haram masuk kantin. Tapi jangan di kira menu masakan membosankan, karena meskipun vegan menu masakan beranekaragam. 

Saat saya berkunjung ke kantin Campina di suguhi dengan sate jamur,  urap-urap, Mie jamur 'daging' dan 'bebek goreng'. Tulisan daging dan bebek goreng saya beri tanda kutib, karena bukan daging dan bebek goreng sesungguhnya, tapi sayuran yang bentuk dan rasanya mirip daging dan bebek goreng. Di kantin ini mulai karyawan sampai direktur makan berbaur, tanpa ada pembeda.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Produk Berkualitas

Saya mengenal Es Campina sudah lama, ketika masih di sekolah dasar. Dulu ketika ibu belanja di toko, Es Campina menjadi barang favorit. Ibu membeli 1 harus di bagi bertiga dengan saudara, jadi memakan bergantian, maklum ekonomi kami masih pas-pasan. Setelah kunjungan ke pabrik Campina saya menjadi tahu, usaha Es Campina ini ternyata sudah berdiri sejak 22 Juli 1972. 

Pembuatnya yaitu Darmo Hadipranoto di sebuah garasi di kawasan Gembong Sawah Surabaya. Setelah 46 tahun usaha yang di rintis beliau telah berkembang pesat dengan di distribusikannya mulai Aceh sampai Papua.

Yang tidak berubah dari dulu sampai sekarang adalah ke-ontetikan rasa. Campina menyesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. Sampai saat ini tercatat ada 90 varian rasa. Aneka varian rasa itu menyasar beberapa segmen, mulai anak-anak, pemuda, orangtua, olahragawan dan ibu-ibu.

Saat berkunjung ke Campina saya sempat makan es Hulahula ketan hitam. Susu bercampur ketan hitam yang di balut dengan coklat yang renyah. Ketan hitamnya sangat terasa, mengingatkan dengan bubur ketan hitam yang setiap hari lewat depan rumah.. hehe.

Ada mitos di masyarakat yang mengatakan es krim bisa menyebabkan sakit pilek dan batuk. Campina berusaha merubah metos itu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Tidak hanya dengan memberikan materi pada seminar-seminar, tetapi Campina mempersilahkan masyarakat umum untuk berkunjung ke dalam Pabrik Campina dan membuktikan kalau produk Campina layak menjadi referensi makanan sehat.

Es krim Campina berbahan dasar susu, ini sangat baik untuk kesehatan tulang. Selain itu Es krim Campina mengandung buah-buahan yang di gemari. Perpaduan manis yang pas, dingin dan aroma yang nikmat menjadikan es krim campina membuat suasana hati lebih baik dan menghilangkan stres.                                 

                Campina Ramah Lingkungan

Dari sisi pelestarian lingkungan dan hidup sehat, Campina ikut aktif berkampanye mengurangi penggunaan zat sisa karbon. Di kantor Campina di setting pencahayaan langsung dari sinar matahari, sehingga listrik hanya di pakai jika cuaca mendung. Dikamar mandi semua peralatan menggunakan sistem sensor, jika tidak di gunakan peralatan otomatis akan mati, sehingga tidak ada air dan energi listrik yang terbuang percuma.

Tidak hanya berorientasi bisnis, Campina juga ikut berpartisipasi terhadap kesejahteraan masyarakat. Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Campina mengadakan program pembinaan terhadap 2000 petani jamur yang tersebar di Surabaya dan Malang. Campina juga berperan aktif pada program Surabaya Green and Clean  bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya. Di Bandung, Campina bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup membuat program Ecocamp terhadap pelajar yang tujuannya, pelajar semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan. Tidak heran jika Campina mendapat anugerah sebagai Indonesia Green Company dari lembaga pemeringkatan terkemuka.

Yang terbaru, pada gelaran Indonesian Community Day (ICD) yang di selenggarakan pada 5 Agustus 2018 di Malang, Campina menjadi salah satu sponsor utamanya. Campina pada gelaran kumpul-kumpul komunitas itu menjadi penyedia es krim gratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun