Mohon tunggu...
Ferry Aldina
Ferry Aldina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writerpreneur I Islamic Parenting Blogger

Praktisi Parenting Islam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jika Liga Indonesia (Masih) Belum Bergulir di 2021

2 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 2 Januari 2021   13:58 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi persiapan pengamanan yang dilakukan Millway Footbal Club (dok. https://www.wisesecurityservices.co.uk/)

Sepak bola itu sudah menjadi ruh sebuah negara. Harga diri bangsa seolah diwakilkan dalam perhelatan akbar yang dinamakan piala dunia. Pentas sepakbola tingkat tertinggi itu menjadi sebuah "perang" antar negara untuk menjadikan dirinya yang terbaik.

Baru-baru ini kita dengar tuan rumah Indonesia dipastikan belum bisa menggelar piala dunia U-20. Keputusan FIFA itu didasarkan pada pandemi yang masih saja belum membaik di Indonesia. Mungkin juga dalam skala global ada kekhawatiran munculnya cluster baru.

Kita beralih ke sektor regional, liga dalam negeri pun masih belum ada aba-aba akan dimulai. Kalaupun tahun 2021 dirumorkan akan dimulai, tanggal dan bulannya pun belum bisa dipastikan. Bahkan belum ada yang bisa menjamin waktunya.

Otak saya sebenarnya masih belum bisa mencerna tentang pandemi dan kebijakan pemerintah di penghujung tahun 2021. Pilkada yang notabene bisa menimbulkan potensi cluster baru masih bisa dilaksanakan. Sedangkan sepakbola yang sama-sama bisa memunculkan potensi penyebaran virus corona belum dimulai. Apa bedanya?

Jika dasarnya adalah Undang-Undang yang melindungi acara pilkada serentak, mungkinkah sepak bola harus dibawah "Undang-Undang Corona" sehingga bisa direstui? Tentu ini menjadi misteri.

Bak nasi tanpa lauk, hambar rasanya jika dalam hampir setahun tidak ada tontonan sepakbola. Pemain sepakbola (mungkin) bosan setiap hari hanya berlatih dan berlatih. Lawan tandingnya pun teman-temannya. Kemudian akan menimbulkan rasa jenuh juga untuk pemain, pelatih, dan staf official lainnya.

Meski sempat pudar hasrat menonton sepakbola Indonesia semenjak mafia berhasil dikuak, ternyata menjadi titik jenuh dimana saya benar-benar tidak bisa menonton sepakbola karena pandemi corona.

"Ngapain nonton bola toh semuanya rekayasa"

Pikiran itu sempat terpikir oleh saya. Tapi nyatanya saya tidak bisa benar-benar menikmati sepakbola Indonesia di tahun 2020. Beruntung bisa terobati melihat permainan liga mancanegara yang sudah berjalan di pertengahan tahun 2020. Lumayan lah jadi pelipur lara.

Jika belajar dari liga favorit macam Liga Serie A Italia, Liga Premier Inggris, dan Liga Spanyol maka ada yang beberapa hal yang perlu diterapkan supaya Liga Indonesia bisa berjalan seperti di luar negeri.

Pertama, Protokol Kesehatan

Para pemain Manchester United
Para pemain Manchester United "jaga jarak" di bench (dok. manutd.com)
Poin ini menjadi pertama dan utama yang harus menjadi pusat perhatian. Pasalnya, pertimbangan utama disebabkan belum bergulirnya liga adalah pandemi yang belum mereda. Melihat puncak gelombang pertama pun belum terlihat batang hidungnya

Semua pemain sepakbola Liga Indonesia harus dilakukan swab PCR atau sejenisnya sehingga dipastikan semua "aman" bisa bermain. Jika masih ada yang "positif" bukan berarti tidak jadi liganya. Tetapi prosedur selanjutnya harus dilakukan yaitu isolasi sampai bisa sehat kembali.

Sterilisasi fasilitas pertandingan pun menjadi perhatian selanjutnya guna meminimalisir penyebaran virus corona melalui perangkat pertandingan.

Kedua, Sepak bola tanpa Penonton

Pemain Real Madrid terpaksa bermain tanpa penonton karena pandemi corona (dok. sport.detik.com)
Pemain Real Madrid terpaksa bermain tanpa penonton karena pandemi corona (dok. sport.detik.com)

Sungguh miris memang menonton tanpa penonton. Atmosfernya itu sangat berbeda dan tidak enak sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi karena semua itu supaya Liga Indonesia bisa "sehat" kembali.

Rujukannya melihat liga yang sudah bergulir, pun semuanya tanpa penonton. Jangan jauh-jauh melihat ke Eropa, Liga Thailand sudah bisa digelar kembali. Tentu tanpa penonton.

Disinilah dituntut kedewasaan para supporter sejati. Antusias datang ke stadion harus ditahan. "Nobar" tidak dipraktikkan kecuali di rumah masing-masing. Jika kondisi tidak terkendalikan, katakanlah animo tidak terbendung, maka jangan harap Liga Indonesia bisa berjalan seperti negara tetangga.

Ketiga, Perketat Keamanan

Ilustrasi persiapan pengamanan yang dilakukan Millway Footbal Club (dok. https://www.wisesecurityservices.co.uk/)
Ilustrasi persiapan pengamanan yang dilakukan Millway Footbal Club (dok. https://www.wisesecurityservices.co.uk/)

Peran apparat keamanan sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan liga Indonesia. Tegas dalam menindak yang melanggar protokol kesehatan adalah kuncinya. Setiap peraturan pasti ada saja pelanggarannya. Aparat keamanan menjadi garda terdepan dalam membuat Liga Indonesia menjadi "sehat" kembali.

Kepolisian memastikan tidak ada yang datang ke stadion, tidak ada acara "nobar", dan kegiatan-kegiatan yang melanggar protokol kesehatan. Jika bisa bekerja sama maka semua akan berjalan dengan baik, bukan? Walaupun tidak semudah seperti yang dibayangkan penulis.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa kerinduan untuk menonton sepakbola Indonesia memang sudah tidak terbendung. Tetapi ada yang lebih penting daripada sekadar rindu, yaitu Kemajuan Sepakbola Indonesia. Semoga tahun 2021, Liga Indonesia bisa segera dimulai.

Salam Rindu

Kang Ferry

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun