Sampai saat ini, 25 September 2016, banjir bandang di Garut sudah menelan korban jiwa yang sudah ditemukan sebanyak 33 orang. Tercatat 24 orang perempuan dan 9 orang laki-laki yang sudah teridentifikasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Haryadi Wargadibrata mengatakan pencarian korban meluapnya Sungai Jatimanuk dan Sungai Cikamuri akan diperluas sampai dengan Waduk Jatigede Sumedang. Ini merupakan langkah maksimal yang dilakukan oleh tim SAR beserta para relawan.
Bagi yang belum tahu kronologis banjir yang dianggap seperti tsunami menurut warga Garut, banjir ini merupakan banjir terbesar yang dialami oleh Garut dalam puluhan tahun terakhir. Kejadiannya tepat pada tanggal 20 September 2016 pukul 18.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB hujan mengguyur Garut. Sekitar satu jam kemudian luapan Sungai Cimanuk meluap dan menghanyutkan ratusan rumah warga.
Menurut berita yang dilansir oleh BBC, ada seorang warga yang berusaha keras menuju atap rumahnya ketika dia bangun terlelap dari tidurnya. Air yang tiba-tiba menggenang di lantai rumahnya, membuatnya kaget dan langsung beranjak naik menuju atap rumah untuk menyelamatkan diri.
Adapun beberapa saksi mata yang melihat kejadian ini pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“Disini mah sudah seperti laut” kata salah seorang warga.
Sementara pencarian terus dilakukan, sekitar lebih dari seribu warga mengungsi ke posko-posko pengungsian dan kemungkinan angka ini akan terus bertambah melihat curah hujan masih tinggi. Warga yang diungsikan berada di posko, yaitu Markas Korem 06, apotek Wira Prima, Rumah Sakit Guntur, dan Posko Sekertaris Daerah.
Berdasarkan informasi dari relawan Yayasan Al Kahfi Bekasi, saat ini pengungsi sangat membutuhkan obat-obatan, perabotan dapur, dan keperluan sekolah. Sementara itu panitia penerima bantuan di Garut mengatakan pakaian sumbangan sudah banyak.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan akan terus melakukan pendataan warga yang menjadi korban banjir bandang.
Yayasan Al Kahfi Bekasi dengan program ALPENA (Al Kahfi Peduli Bencana) melakukan beberapa kegiatan terkait menanggapi bencana banjir Garut dan Sumedang. Yayasan Al Kahfi bersama dengan DPD PKS Bekasi melakukan kordinasi untuk melakukan aksi tanggap bencana banjir Garut. Semenjak posko yang dibuka beberapa hari yang lalu, sumbangan dari para warga Bekasi berdatangan baik berupa pakaian, makanan, obat-obatan, Al Quran, dan sumbangan lainnya.