Mohon tunggu...
Kang Fazri
Kang Fazri Mohon Tunggu... -

Uridu An Akuna Insaanan Shoolihan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Statis, Opportunist dan Adventurist

31 Oktober 2016   08:20 Diperbarui: 31 Oktober 2016   09:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TulisanKangFazri – “Ribuan orang melihat apel jatuh dari pohonnya, namun hanya Isaac Newtonlah yang bertanya ’mengapa?’”. Kalimat indah ini mungkin sudah sangat sering kita dengar, namun pernahkah kita mencoba untuk mengkaji makna lebih dalam lagi dari kalimat ini?.

Jika kita kaji lebih dalam lagi, kalimat di atas mengandung penjelasan secara tidak langsung tentang adanya pembagian jenis kelompok manusia. Pertama adalah kelompok manusia Statis, kedua adalah kelompok manusia Opportunist dan yang ketiga adalah kelompok manusia Adventurist. Siapakah mereka ini? Mari kita bahas bersama.

Beberapa orang kadang lebih menyukai berada terus di zona nyamannya, ketika melihat suatu kesempatan yang pertama ada dalam benak mereka adalah rasa ketidakmampuan dan ketidakmungkinan diri mereka dalam mengambil dan memanfaatkan kesempatan tersebut, mereka cenderung merasa cukup dengan apa yang telah dicapainya. Misalnya seorang karyawan dengan gaji 3 juta perbulan, jika dirinya termasuk ke dalam kelompok ini, maka dia akan merasa hidupnya sudah cukup dengan gaji tersebut, diapun tidak akan terlalu memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan karena merasa gaji bulanannya sudah sangat cukup. Walaupun ada kesempatan baginya untuk menambah penghasilan, kecil kemungkinan baginya untuk mengambil kesempatan tersebut. Padahal jika dia mau mengambil kesempatan tersebut gajinya bisa bertambah 2 kali lipat, berarti perolehan penghasilannya bisa mencapai 6 juta perbulan. Andaikan 3 juta saja sudah cukup untuk hidupnya, berarti dia memiliki kesempatan untuk mengalokasikan sisa gajinya tersebut untuk kegiatan sosial ataupun membantu orang lain yang masih kekurangan. Namun, karena mereka termasuk ke dalam kelompok ini maka kecil kemungkinannya hal ini dapat mereka lakukan, kelompok inilah yang disebut sebagai manusia Statis.

Ada juga beberapa orang yang ketika melihat suatu kesempatan, dia akan dengan segera berusaha untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Namun, kesempatan ini digunakannya untuk memenuhi ambisi, cari muka dan menaikan popularitasnya sendiri, bahkan dia rela melakukan cara apapun agar keinginannya dapat terpenuhi lewat kesempatan ini, tanpa memperdulikan orang lain di sekitarnya, asalkan dia memperoleh untung yang sebesar-besarnya, bagi mereka orang di sekitarnya hanyalah batu loncatan saja. Inilah yang disebut kelompok manusia Opportunist.

Dan berikutnya adalah beberapa orang yang saat melihat kesempatan di depannya, dia akan memanfaatkannya sebagai sarana untuk mengembangkan diri, bukan hanya untuk dirinya sendiri saja, melainkan untuk orang lain yang berada di sekitarnya juga, mereka selalu berusaha untuk terus berada pada posisi ’One Step Ahead’ bukan dengan cara menggunakan orang lain atau bahkan menjatuhkan orang lain, Namun, mereka selalu berusaha mengajak orang-orang di sekitarnya untuk bekerja bersama-sama. Mereka mempunyai daya intuisi yang sangat kuat, mereka dapat melihat bukan hanya dengan satu indera saja, melainkan seluruh inderanya dapat dia pergunakan untuk melihat, hal yang tidak mungkin sekalipun dapat menjadi mungkin baginya karena mereka sangat menyukai tantangan, merekalah kelompok manusia Adventurist.

Termasuk ke dalam kelompok manakah kita? Atau akan masuk ke dalam kelompok manakah kita? Kitalah yang mentukan.

Menjadi kelompok statiskah kita? Yang seolah begitu egois hanya memikirkan perutnya sendiri.

Atau menjadi kelompok opportunist? Yang selain egois mereka rela mengorbankan orang lain untuk mencapai ambisi dan meningkatkan popularitasnya sendiri.

Ataukah menjadi kelompok adventurist? Yang selalu ingin berbagi kesuksesan dengan orang lain, bekerja secara “teamwork” tanpa pernah khawatir akan tersaingi atau menurunkan popularitas mereka.

Menjadi statis, opportunist ataupun adventurist adalah sebuah pilihan, dan tentunya kita tahu kelompok mana yang harus kita pilih. Berusahalah untuk selalu menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, dan mengajak sesama menuju titik puncak secara bersama-sama.

 

Selamat menentukan pilihan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun