Kita hanya sebuah Avatar
Di dunia maya, kita hidup, berjalan,
Di antara baris coding yang terjalin,
realitas virtual jadi panggung,
Menipu indera, menipu jiwa yang bingung
Bangunan megah, kolam renang biru,
Semua hanya bayangan dan keindahan semu.
Kita hanya sebuah Avatar,
kepala Tangan dan kaki,
Hanya sebuah propeti simulasi.
Alam semesta ini tak jauh berbeda,
Hanya sebuah Simulasi dan Tidak nyata,
Bintang, galaksi dan jagat raya,
semua hanya produk Algoritma.
Kesadaran kita terperangkap dalam maya,
Menganggap nyata, apa yang hanya fatamorgana.
Sejatinya hanya ruhani yang terhubung ke dunia ini,
Untuk di Uji, kemudian di Adili.
Saat kita mati
Ibarat Bangun dari mimpi
tersadar dalam realitas sejati
Ruhani menyendiri , sunyi
Tertipu dan menyesali
Namun air mata sudah tak berguna lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H