Di sudut jiwa, dalam kemelut angkara Â
Bayangmu kukoyak dalam kelam Â
Remuk, redam Â
Menertawai janji yang telah kutepati Â
Eloknya tawa yang terurai Â
Termakan benci yang terberai Â
Senyummu tak lagi berarti Â
Sudahkah aku merugi?
Detak, detik Â
Lisanmu memicu gelitik Â
Pun sembari mencekik Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!