Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu dalam Rintik Hujan

6 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 6 Agustus 2024   14:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiada yang lebih santun dari hujan yang turun serintik demi serintik  

Membawa rindu yang datang sembari berbisik  

Tanpamu, larik-larik ini takkan menemui titik  

Hujan merajut kenangan dalam sepi yang teramat dalam  

Tetesan air membentuk simfoni yang tak terucap  

Menjadi saksi bisu dari rasa yang terpendam  

Setiap bulirnya adalah pesan yang tak pernah tersampaikan  

Dalam dinginnya malam, hujan menyelimuti kota  

Seperti selimut hangat yang memeluk rindu  

Namun di balik keheningan, tersimpan berjuta tanya  

Adakah kau merasakan hal yang sama?  

Kilatan petir adalah dentuman hatiku yang menggelegar  

Setiap kilauannya menggambarkan cintaku yang membara  

Dan guruh yang menyusul adalah degup jantungku  

Menggema dalam kesunyian, memanggil namamu  

Saat hujan deras menghantam bumi dengan amarah  

Rindu ini meledak bagai gunung api yang lama tertidur  

Menghancurkan semua pertahanan, memecah benteng kesabaran  

Dan air mataku mengalir bersama derasnya hujan  

Di bawah langit kelabu, aku berdiri tanpa teduh  

Mengharap keajaiban dalam setiap tetes yang jatuh  

Adakah harapanku kan terwujud di bawah rinai ini?  

Atau akankah rindu ini lenyap ditelan bumi?  

Rintik hujan adalah lukisan alam yang penuh arti  

Setiap tetesnya membawa pesan dari hati  

Bahwa dalam setiap hujan, ada rindu yang tak terucap  

Dan di setiap rindu, ada cinta yang takkan pudar  

Hujan menghapus jejak langkahku yang tertinggal di pasir  

Namun rindu ini takkan terhapus oleh waktu  

Ia akan tetap ada, abadi dalam setiap tetes hujan  

Sampai saatnya kita bertemu di bawah pelangi yang sama  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun