**Di Balik Tirai Kemerdekaan**
Bendera berkibar di angkasa biru,
Merah putih lambang semangat juang.
Namun di bawahnya, cerita pilu,
Kemerdekaan, masihkah bermakna?
Rakyat bersorak, merdeka! merdeka!
Tapi di kantong, hanya recehan tersisa.
Janji-janji manis, bagai asap di udara,
Hilang ditelan angin, tak terjamah nyata.
Korupsi merajalela, bagaikan benalu,
Menggerogoti negeri, sampai ke tulang.
Rakyat kecil menjerit, tak berdaya,
Terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang kelam.
Pemimpin berlagak pahlawan,
Berpidato lantang, penuh kepura-puraan.
Di balik layar, mereka berfoya-foya,
Menikmati hasil keringat rakyat yang terluka.
Kemerdekaan, di mana kau berada?
Ataukah kau hanya ilusi semata?
Bagi rakyat yang tertindas,
Kemerdekaan hanyalah mimpi yang tak tergapai.
Gunung janji menjulang tinggi,
Namun dasar harapan terbenam dalam,
Lautan mimpi kian surut,
Tenggelam bersama angan yang patah.
Rakyat dipaksa menelan pil pahit,
Hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian.
Keadilan bagai fatamorgana di gurun tandus,
Tak pernah mendekat, hanya menjauh.
Langit demokrasi tampak cerah,
Namun badai oligarki mengamuk di balik awan.
Kebebasan berbicara bagai kembang api,
Sekejap terang, lalu lenyap di telan malam.
Mari bangkit, wahai rakyat tercinta,
Buang rasa takut, lawanlah penindasan.
Bersatulah, demi meraih kemerdekaan yang nyata,
Kemerdekaan yang sejahtera, adil dan merata.
Dalam darah mengalir nyala semangat,
Menggelegak bagai magma di gunung berapi.
Hanya dengan keberanian melawan arus,
Kemerdekaan sejati bisa kita raih.