Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam dan Marhaenisme: Jalan Menuju Kemerdekaan Hakiki

5 Agustus 2024   03:54 Diperbarui: 5 Agustus 2024   03:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam dan Marhaenisme adalah dua ideologi yang memiliki akar dan tujuan yang kuat dalam memperjuangkan keadilan sosial dan kemerdekaan sejati bagi rakyat. Keduanya berangkat dari premis yang sama: memperjuangkan hak-hak kaum tertindas dan memperbaiki struktur sosial yang tidak adil. Dalam konteks Indonesia, perpaduan antara nilai-nilai Islam dan Marhaenisme dapat menjadi jalan yang efektif menuju kemerdekaan hakiki bagi seluruh rakyat Indonesia.

### Islam: Keadilan Sosial sebagai Pilar Utama

Islam mengajarkan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya berlaku adil dan memperhatikan kaum yang lemah dan tertindas. Misalnya, Surat Al-Ma'un (107:1-3) menyatakan bahwa orang yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Ayat ini menegaskan bahwa keadilan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari iman seorang Muslim.

Islam juga mengenal konsep zakat, sedekah, dan wakaf, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sosial dan membantu mereka yang kurang mampu. Dalam masyarakat yang Islami, kesejahteraan bersama menjadi tanggung jawab kolektif, dan setiap individu diharapkan berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

### Marhaenisme: Ideologi Kerakyatan dan Kesetaraan

Marhaenisme, yang dicetuskan oleh Soekarno, juga menekankan pentingnya keadilan sosial dan pemberdayaan kaum marhaen, yaitu rakyat jelata yang bekerja keras namun tetap hidup dalam kemiskinan. Soekarno melihat bahwa ketidakadilan sosial dan ekonomi adalah hambatan utama bagi kemerdekaan hakiki. Oleh karena itu, Marhaenisme bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang egaliter, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan sejahtera.

Marhaenisme tidak hanya berbicara tentang pembagian kekayaan secara adil, tetapi juga tentang pemberian kekuasaan kepada rakyat untuk menentukan nasib mereka sendiri. Ini berarti bahwa sistem politik dan ekonomi harus diubah sedemikian rupa sehingga kekuasaan dan kekayaan tidak terkonsentrasi pada segelintir orang atau golongan, melainkan didistribusikan secara merata kepada seluruh rakyat.

### Perpaduan Islam dan Marhaenisme

Menggabungkan nilai-nilai Islam dan Marhaenisme dapat menciptakan suatu kerangka kerja yang kuat untuk mencapai kemerdekaan hakiki. Keduanya sama-sama menekankan pentingnya keadilan sosial dan pemberdayaan rakyat. Berikut adalah beberapa cara di mana perpaduan ini dapat diwujudkan:

1. **Pemberdayaan Ekonomi Rakyat:**

   Islam dan Marhaenisme sama-sama mendorong pengurangan ketimpangan ekonomi. Melalui instrumen-instrumen seperti zakat, sedekah, dan wakaf, serta kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil, dapat tercipta masyarakat yang lebih sejahtera dan adil.

2. **Pendidikan dan Kesadaran Sosial:**

   Pendidikan merupakan kunci untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan dan ketidakadilan. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Marhaenisme juga menekankan pentingnya pendidikan untuk memberdayakan rakyat. Dengan pendidikan yang baik, rakyat dapat menjadi lebih sadar akan hak-hak mereka dan lebih mampu memperjuangkan keadilan.

3. **Partisipasi Politik:**

   Kedua ideologi ini mendorong partisipasi aktif rakyat dalam proses politik. Islam mengajarkan pentingnya musyawarah dan demokrasi dalam pengambilan keputusan, sementara Marhaenisme menekankan pentingnya demokrasi langsung di mana rakyat memiliki suara dalam menentukan nasib mereka sendiri. Partisipasi politik yang inklusif dan partisipatif akan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat banyak.

4. **Keadilan Hukum:**

   Hukum harus ditegakkan secara adil tanpa pandang bulu. Islam mengajarkan bahwa setiap orang sama di hadapan Allah dan hukum. Demikian pula, Marhaenisme menuntut agar hukum ditegakkan untuk melindungi kepentingan rakyat kecil. Reformasi hukum yang berpihak pada keadilan sosial adalah langkah penting menuju kemerdekaan hakiki.

### Tantangan dan Harapan

Mewujudkan perpaduan antara Islam dan Marhaenisme tentu tidak mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk resistensi dari kelompok-kelompok yang diuntungkan oleh status quo, serta perbedaan pandangan di antara pendukung kedua ideologi. Namun, dengan tekad yang kuat dan komitmen untuk keadilan sosial, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.

Harapan terbesar adalah terciptanya masyarakat yang benar-benar merdeka dan sejahtera, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup dengan layak dan bermartabat. Perpaduan nilai-nilai Islam dan Marhaenisme dapat menjadi jalan yang efektif untuk mencapai tujuan ini, dengan menciptakan sistem sosial, ekonomi, dan politik yang lebih adil dan inklusif.

### Penutup

Islam dan Marhaenisme, meskipun berasal dari konteks yang berbeda, memiliki tujuan yang sama yaitu memperjuangkan keadilan sosial dan kemerdekaan hakiki bagi seluruh rakyat. Dengan menggabungkan nilai-nilai kedua ideologi ini, Indonesia dapat membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan bermartabat, serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan sejati bagi seluruh rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun