Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Thomas Piketty dan Ideologi Ketimpangan: Analisis Mendalam

4 Agustus 2024   19:37 Diperbarui: 4 Agustus 2024   20:20 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Thomas_Piketty

Thomas Piketty, seorang ekonom Prancis, telah mengubah cara kita memahami ketimpangan ekonomi dengan karya monumentalnya, *Capital in the Twenty-First Century*. Buku ini bukan hanya memberikan analisis mendalam tentang ketimpangan kekayaan sepanjang sejarah, tetapi juga menawarkan ideologi baru tentang bagaimana kita bisa mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi dunia saat ini.

### Sejarah dan Konsep Dasar

Piketty memulai analisisnya dengan melihat data historis tentang distribusi kekayaan dari abad ke-18 hingga abad ke-21. Dia menunjukkan bahwa ketimpangan kekayaan bukanlah fenomena baru; ini telah menjadi bagian dari struktur ekonomi sejak lama. Namun, yang membedakan abad ke-21 adalah tingkat ketimpangan yang semakin meningkat meskipun ada periode redistribusi kekayaan yang signifikan setelah Perang Dunia II.

Menurut Piketty, ketimpangan bukanlah hasil dari pasar bebas yang berjalan sempurna. Sebaliknya, ini adalah hasil dari kebijakan ekonomi dan keputusan politik yang secara sistematis menguntungkan pemilik modal atas pekerja. Piketty memperkenalkan konsep "r > g", di mana tingkat pengembalian modal (r) lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan ekonomi (g). Ketika r > g, pemilik modal akan terus meningkatkan kekayaannya lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan peningkatan ketimpangan.

### Dampak Sosial dan Politik Ketimpangan

Ketimpangan ekonomi memiliki dampak yang mendalam pada struktur sosial dan politik masyarakat. Piketty berpendapat bahwa ketimpangan yang tinggi dapat merusak kohesi sosial dan stabilitas politik. Ketika sejumlah kecil orang memiliki sebagian besar kekayaan, mereka memiliki kekuatan yang tidak seimbang dalam menentukan kebijakan publik, yang sering kali berujung pada kebijakan yang lebih menguntungkan mereka dan merugikan mayoritas.

Ketimpangan yang tinggi juga berdampak negatif pada mobilitas sosial. Di masyarakat yang sangat tidak setara, peluang untuk menaiki tangga sosial sangat terbatas. Anak-anak dari keluarga kaya cenderung tetap kaya, sementara anak-anak dari keluarga miskin tetap miskin. Ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit dipatahkan dan merusak konsep meritokrasi yang sering dipromosikan sebagai dasar sistem kapitalis.

### Solusi Piketty untuk Mengatasi Ketimpangan

Untuk mengatasi ketimpangan, Piketty mengusulkan serangkaian kebijakan yang berfokus pada redistribusi kekayaan. Salah satu proposal utamanya adalah pajak kekayaan global. Dia berargumen bahwa pajak progresif pada kekayaan dapat mengurangi konsentrasi kekayaan dan memberikan pendapatan yang diperlukan untuk investasi dalam layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Piketty juga mendukung peningkatan pajak penghasilan untuk kelompok pendapatan tertinggi dan pajak warisan yang lebih ketat. Dia berpendapat bahwa pajak ini tidak hanya akan membantu mengurangi ketimpangan tetapi juga mendorong alokasi sumber daya yang lebih efisien dalam perekonomian. Selain itu, Piketty menganjurkan peningkatan upah minimum dan penguatan hak-hak pekerja sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan pekerja dan mengurangi ketimpangan upah.

### Kritik terhadap Piketty

Meskipun banyak yang memuji analisis Piketty, ada juga kritik yang menyebutkan bahwa solusi yang dia usulkan terlalu radikal dan sulit diterapkan. Beberapa ekonom berargumen bahwa pajak kekayaan global tidak realistis karena sulitnya koordinasi antarnegara. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pajak yang terlalu tinggi dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Namun, Piketty menanggapi kritik ini dengan menunjukkan bahwa kebijakan redistribusi yang dia usulkan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi lebih inklusif dan berkelanjutan. Dia berpendapat bahwa ketimpangan yang ekstrem pada akhirnya akan merusak perekonomian dan bahwa langkah-langkah yang lebih adil diperlukan untuk menjaga stabilitas jangka panjang.

### Relevansi Piketty di Indonesia

Di Indonesia, isu ketimpangan juga menjadi perhatian serius. Negara ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, tetapi distribusi kekayaan tetap sangat tidak merata. Sebagian besar kekayaan masih terkonsentrasi di tangan segelintir orang, sementara sebagian besar populasi hidup dalam kemiskinan atau mendekati garis kemiskinan.

Kebijakan redistribusi yang diusulkan oleh Piketty, seperti pajak progresif dan peningkatan upah minimum, dapat menjadi inspirasi bagi pembuat kebijakan di Indonesia. Namun, implementasi kebijakan ini memerlukan komitmen politik yang kuat dan dukungan dari masyarakat. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya diterapkan secara adil tetapi juga efektif dalam mengurangi ketimpangan tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.

### Penutup

Thomas Piketty telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam memahami ketimpangan ekonomi dan menawarkan solusi untuk mengatasinya. Meskipun tantangan dalam implementasi kebijakan redistribusi tetap besar, penting bagi masyarakat global, termasuk Indonesia, untuk mempertimbangkan ide-ide ini dalam upaya menciptakan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. Ketimpangan yang tinggi bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah moral dan sosial yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun