Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Paradoks Cinta, Manisnya Kepalsuan, Pahitnya Kenyataan

2 Agustus 2024   23:00 Diperbarui: 2 Agustus 2024   23:11 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, kau seperti dongeng indah,  

Tapi seringkali hanya kepalsuan yang menjelma.  

Kau menyulut api dalam hati kita,  

Namun juga sering kali hanya permainan busuk.

Kau berbicara tentang cinta sejati,  

Tapi seringkali hanya nafsu yang menggoda.  

Kau janjikan kebahagiaan abadi,  

Namun hanya meninggalkan hati kita hancur.

Cinta, kau seperti pemain sandiwara,  

Berubah-ubah seperti musim di pagi dan malam.  

Kau menggoda kita dengan kata-kata manis,  

Namun sebentar lagi, kau sudah pergi.

Kau membuat orang terbuai,  

Tapi juga membuat hati terluka.  

Kau tak kenal kasihan,  

Seakan hanya mengejar sensasi.

Cinta, kau adalah ironi kehidupan,  

Kadang manis, kadang pahit, tak terduga.  

Kita terus mencarimu, meski kau sulit dimengerti,  

Cinta, kau adalah misteri yang tak terpecahkan.

Cinta, kau seperti bunga di musim semi,  

Indah dipandang namun cepat layu.  

Kau membuat kami tersenyum dalam mimpi,  

Namun saat terbangun, kau hanya ilusi.

Kau bawa harapan setinggi langit,  

Namun jatuhkan kami ke jurang yang dalam.  

Kau bagaikan bintang di malam hari,  

Terang di kejauhan, namun tak terjangkau.

Cinta, kau mengajarkan tentang kesetiaan,  

Namun seringkali kau berpaling tanpa alasan.  

Kau bagaikan angin yang lembut,  

Tapi juga bisa menjadi badai yang dahsyat.

Kau datang dengan janji-janji indah,  

Namun pergi meninggalkan luka.  

Kau membuat hati ini berdebar,  

Namun juga membuatnya hancur berkeping-keping.

Cinta, kau adalah lagu yang indah,  

Namun liriknya penuh kebohongan.  

Kau adalah cerita yang menarik,  

Namun endingnya selalu tak terduga.

Cinta, kau adalah pelajaran yang pahit,  

Namun tetap kami kejar tanpa henti.  

Kau adalah mimpi yang tak berujung,  

Namun juga kenyataan yang menyakitkan.

Kau adalah puisi yang tak pernah usai,  

Menari di antara harapan dan kekecewaan.  

Cinta, kau adalah paradoks kehidupan,  

Manisnya kepalsuan, pahitnya kenyataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun