Di pelataran senja, rinduku berlabuh,
Pertiwi, kau tetap megah dalam benakku.
Di balik reruntuhan, kupandangi wajahmu,
Terpahat dalam serpihan harapan yang rapuh.
Oh Pertiwi, alammu dulu lestari,
Kini ternoda tangan-tangan serakah,
Hutan-hutan rimbamu yang permai,
Luruh dan hilang di telan rakusnya asa.
Di mana gema suara rakyatmu yang lantang?
Kini hanya bisikan kecil di tengah bising kota.
Kemerdekaan, kata sakti yang kau genggam,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!