Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita dan Hujan

1 Agustus 2024   18:16 Diperbarui: 1 Agustus 2024   18:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah deru kota yang tak pernah henti,

Kita bertemu dalam dentingan hujan yang jatuh perlahan.

Butirannya seperti melodi lembut,

Mengiringi langkah kita di jalanan basah.

Hujan adalah saksi bisu dari percakapan kita,

Yang terjalin tanpa kata, hanya tatapan mata.

Rinainya seolah menyatukan jiwa,

Dalam hening yang berbicara lebih dari seribu bahasa.

Di bawah payung kecil, kita berlindung,

Namun hati kita terbuka lebar, menerima setiap tetesan.

Hujan menjadi jembatan bagi rasa,

Yang mungkin tak pernah terungkap di hari cerah.

Kala hujan deras membasahi bumi,

Kita menemukan kehangatan dalam kebersamaan.

Tanpa perlu berkata, tanpa perlu suara,

Hanya hadir, dan itu sudah cukup.

Butiran hujan menari di atas daun,

Seperti kisah kita yang tak pernah tuntas.

Ada misteri dalam setiap tetesannya,

Seperti rahasia hati yang tersimpan rapat.

Kita dan hujan, dua entitas yang berbeda,

Namun saling melengkapi dalam harmoni alam.

Hujan membawa kesejukan, kita membawa harapan,

Dalam setiap detik yang berlalu, dalam setiap rintik yang jatuh.

Di bawah langit kelabu, kita melangkah,

Mencari makna dalam setiap percikan.

Hujan adalah teman yang setia,

Mengiringi perjalanan kita, dalam suka dan duka.

Dan saat hujan reda, pelangi pun muncul,

Mewarnai langit dengan janji-janji baru.

Kita tersenyum, menyadari bahwa hujan adalah anugerah,

Yang mengajarkan kita tentang kehidupan dan cinta.

Kita dan hujan, dalam simfoni yang abadi,

Menyusuri waktu, menapaki jejak-jejak kenangan.

Hujan adalah pengingat, bahwa di balik mendung,

Selalu ada sinar matahari yang menanti untuk bersinar.

Antara kita dan hujan Ada ingatan yang sukar dilupakan

Manis saat dikenang

Haru kala terngiang

Antara kita dan hujan Ada tawa yang sempat tertahan Sebelum akhirnya kita lepaskan Di tengah ramainya perkotaan

Antara kita dan hujan Ada janji yang terucapkan 'Tuk menjauh di kala cinta Dan menua tanpa rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun