Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapan yang Sirna

25 Juli 2024   15:05 Diperbarui: 25 Juli 2024   15:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hamparan senja yang memudar  

Kulihat impian-impian yang pernah kupeluk erat  

Seperti bayang-bayang di ufuk merah  

Tenggelam bersama surya yang pamit pergi.

Di bawah langit yang semakin gelap  

Kutemukan harapan yang dahulu bersinar  

Kini redup, hampir padam  

Terbenam di samudra kekecewaan yang dalam.

Satu per satu, bintang-bintang malam bermunculan  

Namun tak mampu menggantikan cahaya harapanku  

Kesunyian merayap perlahan  

Mengisi ruang-ruang kosong di dalam hati.

Mimpi yang pernah kugenggam erat  

Kini menjadi serpihan-serpihan kaca  

Berserakan di jalan kenangan  

Tak lagi bisa kusatukan seperti sedia kala.

Dahulu, kukira langit adalah batas  

Namun kenyataan menampar keras  

Menyadarkanku dari buaian fantasi  

Bahwa tak semua mimpi bisa jadi nyata.

Di setiap langkah yang kutempuh  

Ada bayang-bayang keraguan yang mengikuti  

Menyusup dalam setiap hembusan napas  

Mengikis semangat yang pernah menyala.

Harapan yang sirna  

Bukan sekadar kata yang terucap  

Ia adalah luka yang tergores dalam  

Menyisakan perih yang tak terucap.

Meski begitu, dalam keheningan malam  

Kucoba bangkit dari keterpurukan  

Merangkai kembali kepingan harapan  

Meskipun tahu, mungkin tak akan pernah utuh.

Pada cakrawala baru yang terbentang  

Kutitipkan sisa-sisa mimpiku  

Biarlah waktu yang menguji  

Apakah harapan bisa kembali mekar.

Di bawah sinar bulan yang samar  

Kutemukan secercah cahaya baru  

Meski redup, namun cukup untuk membimbing  

Menuntunku keluar dari gelapnya putus asa.

Harapan yang sirna mungkin tak akan kembali  

Namun dalam setiap luka, ada pelajaran yang tersembunyi  

Mengajarkanku untuk tetap tegar  

Walau badai cobaan tak pernah usai.

Di akhir perjalanan ini,  

Kuharap ada cahaya yang menanti  

Menuntunku menuju harapan baru  

Yang mungkin tak seindah mimpi lama, namun cukup untuk mengisi ruang hatiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun