Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Deteriorasi Perlindungan Lingkungan Hidup dalam Pusaran Omnibus Law Cipta Kerja

25 Juli 2024   10:28 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:29 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.rri.co.id/daerah/253515/enam-tuntutan-demo-buruh-diantaranya-presidential-threshold

Beberapa kasus nyata di lapangan menunjukkan dampak buruk dari pelonggaran regulasi ini. Misalnya, proyek-proyek tambang dan perkebunan besar yang diberikan izin tanpa AMDAL telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Di Kalimantan, beberapa wilayah hutan tropis telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan sawit tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan masyarakat adat setempat.

#### Reaksi dari Masyarakat Sipil

Reaksi dari masyarakat sipil terhadap Omnibus Law sangat keras. Demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai kota di Indonesia, menuntut pembatalan atau revisi terhadap undang-undang ini. Kelompok-kelompok lingkungan hidup, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil berpendapat bahwa undang-undang ini lebih mementingkan kepentingan bisnis daripada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Mereka menuntut pemerintah untuk memperkuat regulasi lingkungan dan memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak mengorbankan lingkungan.

#### Alternatif Kebijakan

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa alternatif kebijakan yang lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah memperkuat kembali AMDAL dan memastikan bahwa semua proyek besar wajib melalui proses evaluasi dampak lingkungan yang ketat. Selain itu, peningkatan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan lingkungan sangat penting untuk memastikan bahwa suara masyarakat terdengar dan dipertimbangkan.

Pemerintah juga perlu mengembangkan mekanisme pengawasan yang lebih kuat untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar lingkungan yang ditetapkan. Ini termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lingkungan dan pemberian sanksi yang berat bagi perusahaan yang merusak lingkungan. Investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan praktik bisnis berkelanjutan juga harus didorong untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

#### Kesimpulan

Omnibus Law Cipta Kerja, meskipun memiliki tujuan yang mulia untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja, telah mengakibatkan deteriorasi perlindungan lingkungan hidup di Indonesia. Pelemahan regulasi lingkungan, penyederhanaan perizinan, dan penurunan partisipasi publik adalah beberapa isu utama yang memerlukan perhatian serius. Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kebijakan ini dan memastikan bahwa pembangunan ekonomi berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun