### Sekulerisme dan Kapitalisme: Persoalan Besar Umat Muslim dan Kaum Marhaen
Sekulerisme dan kapitalisme adalah dua konsep yang kerap kali menjadi sumber perdebatan di berbagai kalangan, khususnya di Indonesia yang memiliki keragaman agama dan sosial yang begitu luas. Bagi umat Muslim dan kaum Marhaen, dua konsep ini kerap dianggap sebagai persoalan besar yang memengaruhi kehidupan mereka secara langsung.
#### Sekulerisme dan Tantangannya
Sekulerisme adalah paham yang memisahkan antara urusan agama dengan urusan negara. Dalam konteks Indonesia, sekulerisme muncul sebagai reaksi terhadap berbagai upaya untuk menerapkan syariat Islam dalam sistem pemerintahan. Sekulerisme berupaya menjadikan negara sebagai entitas netral yang tidak terpengaruh oleh satu agama tertentu. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberagaman dan menghindari dominasi satu agama atas yang lain.
Namun, bagi sebagian umat Muslim, sekulerisme dipandang sebagai ancaman terhadap identitas dan nilai-nilai agama mereka. Mereka merasa bahwa sekulerisme dapat mengikis nilai-nilai keagamaan yang menjadi dasar moralitas dan etika masyarakat. Dalam pandangan mereka, pemisahan antara agama dan negara dapat mengurangi peran agama dalam kehidupan publik, sehingga masyarakat menjadi lebih materialistis dan kehilangan arah spiritual.
#### Kapitalisme dan Dampaknya
Kapitalisme, di sisi lain, adalah sistem ekonomi yang berlandaskan pada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi dan pasar bebas. Dalam sistem ini, keuntungan menjadi tujuan utama dari kegiatan ekonomi. Kapitalisme sering kali dikritik karena menciptakan kesenjangan sosial yang besar antara yang kaya dan yang miskin.Â
Bagi kaum Marhaen, yang identik dengan kelompok masyarakat kecil yang kurang mampu, kapitalisme dianggap sebagai sistem yang tidak adil. Mereka sering kali menjadi korban eksploitasi dalam sistem kapitalis, di mana tenaga kerja mereka dibayar rendah sementara keuntungan besar hanya dinikmati oleh segelintir orang kaya. Kapitalisme juga cenderung mengabaikan aspek-aspek kemanusiaan dalam mengejar keuntungan semata, sehingga menciptakan ketidakadilan sosial yang luas.
#### Interaksi Sekulerisme dan Kapitalisme
Sekulerisme dan kapitalisme sering kali berjalan beriringan. Negara-negara sekuler cenderung menerapkan sistem ekonomi kapitalis, dengan alasan bahwa pasar bebas dan kepemilikan pribadi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan efisien. Namun, kombinasi ini sering kali membawa dampak negatif bagi umat Muslim dan kaum Marhaen.
Umat Muslim merasa bahwa sekulerisme menghilangkan peran agama dalam mengatur kehidupan ekonomi dan sosial. Padahal, dalam Islam, ada konsep ekonomi yang berlandaskan pada keadilan dan kesejahteraan bersama, seperti zakat, sedekah, dan larangan riba. Kapitalisme yang mementingkan keuntungan pribadi sering kali bertentangan dengan nilai-nilai ini, sehingga menciptakan ketidakadilan yang dirasakan umat Muslim.
Kaum Marhaen juga merasakan dampak negatif dari kombinasi sekulerisme dan kapitalisme. Mereka sering kali menjadi kelompok yang paling dirugikan dalam sistem ini. Ketika negara mengadopsi kebijakan ekonomi kapitalis, kaum Marhaen sering kali tidak memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi dan pendidikan. Akibatnya, mereka tetap berada dalam lingkaran kemiskinan dan kesenjangan sosial semakin melebar.
#### Mencari Solusi
Menghadapi persoalan besar ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan inklusif. Pertama, penting bagi negara untuk menemukan keseimbangan antara nilai-nilai agama dan sekulerisme. Negara dapat mengakomodasi nilai-nilai agama dalam kebijakan publik tanpa harus menjadi negara teokratis. Hal ini dapat dilakukan dengan mendengarkan aspirasi umat beragama dan memastikan bahwa nilai-nilai moral dan etika yang baik tetap dijaga dalam kehidupan publik.
Kedua, perlu adanya reformasi dalam sistem ekonomi. Negara harus memastikan bahwa sistem ekonomi yang diterapkan berlandaskan pada keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Ini termasuk memastikan distribusi kekayaan yang lebih merata, memberikan akses yang sama terhadap pendidikan dan peluang ekonomi, serta melindungi hak-hak pekerja. Negara juga perlu mengawasi praktik-praktik bisnis agar tidak terjadi eksploitasi terhadap kaum Marhaen.
Ketiga, diperlukan pendidikan yang lebih baik bagi umat Muslim dan kaum Marhaen. Pendidikan yang baik akan memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing dalam pasar kerja dan mengangkat taraf hidup mereka. Pendidikan juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai keadilan, solidaritas, dan kebersamaan yang penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil.
#### Penutup
Sekulerisme dan kapitalisme memang menjadi persoalan besar bagi umat Muslim dan kaum Marhaen. Namun, dengan pendekatan yang tepat, negara dapat menciptakan keseimbangan antara nilai-nilai agama dan sekulerisme, serta membangun sistem ekonomi yang lebih adil dan merata. Pendidikan yang baik juga akan menjadi kunci dalam mengangkat taraf hidup umat Muslim dan kaum Marhaen, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih sejahtera dan bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H