Dalam gulita malam yang tiada berujung,
Saat angin menghembus dingin dari segala penjuru,
Ku berpijak pada harapan yang tak pernah pupus,
Merajut asa di tengah badai yang menderu.
Hujan deras membasahi jiwa yang luka,
Namun semangat tak pernah surut,
Setiap tetes air adalah doa dan harapan,
Agar badai segera berlalu, membawa fajar yang cerah.
Pohon-pohon bergoyang tak kuasa melawan angin,
Begitu pun hati yang terombang-ambing dalam kegelapan,
Namun di balik setiap ranting yang patah,
Ada tunas baru yang siap tumbuh penuh harap.
Dalam setiap petir yang menggelegar,
Ada kekuatan yang mengalir di nadi ini,
Setiap kilat yang menyambar langit malam,
Adalah cahaya yang menuntun langkah kaki.
Di tengah badai yang tiada henti,
Ku temukan kekuatan dalam diriku sendiri,
Setiap langkah yang ku ambil dalam kegelapan,
Adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian.
Tak ada badai yang abadi, begitu pun duka ini,
Akan ada pelangi setelah hujan reda,
Dan di balik awan gelap yang menutupi,
Ada sinar matahari yang menunggu untuk bersinar.
Merajut asa di tengah badai,
Adalah tentang percaya pada kekuatan diri,
Bahwa setiap badai yang datang dan pergi,
Hanya akan membuat kita lebih kuat dan berarti.
Dengan doa dan harapan yang tak pernah padam,
Ku sambut setiap hari dengan senyuman,
Karena aku tahu, di balik setiap badai yang datang,
Ada harapan baru yang siap untuk diperjuangkan.