Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme Mencermati Animisme, Dinamisme, dan Totemisme

22 Juli 2024   04:19 Diperbarui: 22 Juli 2024   04:50 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marhaenisme melihat potensi besar dalam kearifan lokal ini untuk mengembangkan model pembangunan yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan. Dalam perspektif Marhaenisme, pelestarian lingkungan adalah kunci untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi kaum Marhaen. Oleh karena itu, praktik-praktik tradisional yang menghormati alam dan sumber daya harus dipertahankan dan dihargai sebagai bagian dari upaya mewujudkan keadilan sosial.

### Tantangan Modernisasi dan Globalisasi

Dengan datangnya modernisasi dan globalisasi, banyak kepercayaan tradisional di Indonesia menghadapi tantangan besar. Banyak masyarakat adat yang tergeser oleh perkembangan ekonomi dan pembangunan yang tidak memperhitungkan hak-hak mereka. Proses ini sering kali mengabaikan nilai-nilai budaya dan kepercayaan yang mereka pegang teguh, yang pada akhirnya merusak tatanan sosial dan kesejahteraan mereka.

Marhaenisme menekankan bahwa modernisasi tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan budaya dan kepercayaan tradisional. Marhaenisme mengadvokasi model pembangunan yang inklusif, yang menghormati dan mengakomodasi kepercayaan tradisional sebagai bagian dari identitas nasional yang kaya dan beragam. 

### Mengintegrasikan Kepercayaan Tradisional dalam Kebijakan Publik

Marhaenisme mengusulkan bahwa kepercayaan tradisional seperti animisme, dinamisme, dan totemisme dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan publik untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis. Misalnya, kebijakan pengelolaan sumber daya alam dapat diinspirasikan oleh praktik-praktik tradisional yang berkelanjutan. Pendidikan juga dapat mencakup pengajaran tentang kepercayaan tradisional untuk memastikan bahwa generasi muda memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Selain itu, Marhaenisme mendorong partisipasi aktif masyarakat adat dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Ini termasuk memberikan hak kepada masyarakat adat untuk mengelola tanah dan sumber daya mereka sendiri, serta memastikan bahwa suara mereka didengar dalam perencanaan pembangunan.

### Kesimpulan

Marhaenisme memberikan pandangan yang kritis namun konstruktif terhadap animisme, dinamisme, dan totemisme di Indonesia. Kepercayaan-kepercayaan ini dihargai sebagai bagian integral dari identitas budaya dan kesejahteraan masyarakat adat. Namun, Marhaenisme juga menekankan perlunya melindungi kepercayaan-kepercayaan ini dari eksploitasi dan memastikan bahwa mereka digunakan untuk memberdayakan masyarakat, bukan untuk memperkuat struktur kekuasaan yang tidak adil.

Dalam menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi, Marhaenisme mengadvokasi model pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, yang menghormati dan mengakomodasi kepercayaan tradisional. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan praktik-praktik tradisional ke dalam kebijakan publik, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun