Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kajian Ekonomi Islam dan Ekonomi Terpimpin: Mengakhiri Dominasi Oligarki

21 Juli 2024   09:19 Diperbarui: 21 Juli 2024   09:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dominasi oligarki dalam ekonomi Indonesia telah lama menjadi isu sentral yang mempengaruhi kesejahteraan rakyat. Sistem ekonomi yang lebih menguntungkan segelintir elit telah menciptakan ketimpangan yang signifikan, di mana kekayaan terpusat pada kelompok tertentu sementara sebagian besar masyarakat tetap berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada kajian mendalam terhadap alternatif sistem ekonomi yang dapat mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dua pendekatan yang menarik untuk dikaji adalah Ekonomi Islam dan Ekonomi Terpimpin.

### Ekonomi Islam: Prinsip dan Penerapan

Ekonomi Islam berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah yang menekankan keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan sosial. Salah satu konsep kunci dalam Ekonomi Islam adalah zakat, yang merupakan bentuk redistribusi kekayaan untuk membantu mereka yang kurang mampu. Selain itu, riba (bunga) dilarang, dan sistem keuangan didasarkan pada kemitraan dan pembagian risiko, seperti mudharabah (kemitraan usaha) dan musyarakah (kerjasama modal).

Dalam penerapannya, ekonomi Islam mengusulkan model perbankan tanpa bunga yang dapat mendorong inklusi keuangan yang lebih luas. Misalnya, Bank Syariah Mandiri di Indonesia telah menjadi contoh bagaimana lembaga keuangan dapat beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Selain itu, konsep wakaf (sumbangan amal yang bersifat tetap) dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek sosial dan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

### Ekonomi Terpimpin: Model dan Implementasi

Ekonomi Terpimpin adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memainkan peran sentral dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi. Model ini pernah diterapkan di Indonesia pada era Presiden Soekarno dengan konsep Ekonomi Terpimpin yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial dan mengurangi ketergantungan pada kapital asing.

Dalam Ekonomi Terpimpin, negara memiliki kontrol yang signifikan terhadap sektor-sektor strategis seperti energi, telekomunikasi, dan infrastruktur. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya nasional digunakan untuk kepentingan rakyat banyak, bukan hanya untuk keuntungan segelintir elit. Misalnya, kebijakan nasionalisasi perusahaan asing pada era 1950-an di Indonesia adalah salah satu upaya untuk mengakhiri dominasi ekonomi asing dan memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

### Mengakhiri Dominasi Oligarki: Integrasi Ekonomi Islam dan Ekonomi Terpimpin

Mengakhiri dominasi oligarki memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Ekonomi Islam dan Ekonomi Terpimpin dapat diintegrasikan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan merata. Integrasi ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis:

1. **Redistribusi Kekayaan**: Mengadopsi sistem zakat dan wakaf dalam skala nasional dapat membantu mendistribusikan kekayaan lebih merata. Selain itu, pemerintah dapat menerapkan pajak progresif yang lebih tinggi untuk golongan kaya dan menggunakan dana tersebut untuk program-program kesejahteraan sosial.

2. **Inklusi Keuangan**: Mengembangkan perbankan syariah dan instrumen keuangan lainnya yang sesuai dengan prinsip Islam dapat mendorong inklusi keuangan yang lebih luas. Ini akan memungkinkan masyarakat yang tidak terjangkau oleh sistem perbankan konvensional untuk mendapatkan akses ke layanan keuangan.

3. **Kendali Negara dalam Sektor Strategis**: Pemerintah harus memperkuat kontrol terhadap sektor-sektor strategis untuk memastikan bahwa sumber daya nasional digunakan untuk kepentingan rakyat banyak. Ini bisa dilakukan melalui kebijakan nasionalisasi atau kemitraan publik-swasta yang memastikan kontrol negara atas aset-aset penting.

4. **Pemberdayaan Ekonomi Rakyat**: Program-program pemberdayaan ekonomi, seperti pelatihan keterampilan dan dukungan usaha kecil menengah (UKM), harus ditingkatkan. Ini akan membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

5. **Transparansi dan Akuntabilitas**: Pemerintah harus memastikan bahwa semua kebijakan dan program yang dijalankan dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Ini penting untuk menghindari korupsi dan memastikan bahwa manfaat dari kebijakan tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.

### Tantangan dan Peluang

Mengintegrasikan Ekonomi Islam dan Ekonomi Terpimpin bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi dari kelompok-kelompok yang telah lama diuntungkan oleh sistem ekonomi yang ada. Selain itu, diperlukan kerangka regulasi dan kelembagaan yang kuat untuk mendukung implementasi kebijakan-kebijakan baru.

Namun, peluang untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan merata sangat besar. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan partisipasi aktif dari masyarakat, dominasi oligarki dapat dikurangi. Ini akan membuka jalan bagi terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan sosial.

### Kesimpulan

Mengakhiri dominasi oligarki dalam ekonomi Indonesia memerlukan pendekatan yang komprehensif dan inovatif. Integrasi prinsip-prinsip Ekonomi Islam dan Ekonomi Terpimpin dapat menjadi salah satu solusi yang efektif. Dengan redistribusi kekayaan, inklusi keuangan, kendali negara dalam sektor strategis, pemberdayaan ekonomi rakyat, serta transparansi dan akuntabilitas, sistem ekonomi yang lebih adil dan merata dapat diwujudkan. Tantangan mungkin ada, tetapi dengan komitmen dan kerja keras, tujuan tersebut bisa dicapai demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun