Selain itu, ada hambatan struktural dalam sistem hukum dan politik yang perlu dibenahi. Misalnya, meskipun ada undang-undang yang melindungi hak-hak perempuan, penegakannya seringkali lemah. Begitu juga dengan representasi perempuan dalam politik yang masih kurang, meskipun ada kebijakan kuota.
#### Feminisme Pancasila dalam Konteks Global
Integrasi nilai-nilai Pancasila dengan feminisme juga memberikan perspektif yang unik dalam gerakan feminis global. Sementara banyak gerakan feminis internasional didasarkan pada prinsip-prinsip liberal Barat, Feminisme Pancasila menawarkan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis nilai lokal. Ini bisa menjadi model bagi negara-negara lain dengan budaya dan sistem nilai yang berbeda untuk mengembangkan gerakan feminis yang sesuai dengan konteks mereka masing-masing.
Dalam konteks global, Feminisme Pancasila juga menyoroti pentingnya solidaritas antarnegara dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Indonesia dapat memainkan peran aktif dalam forum internasional untuk mempromosikan nilai-nilai kesetaraan gender dan berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam mengembangkan kebijakan yang pro kesetaraan gender.
#### Kesimpulan
Feminisme Pancasila menawarkan pendekatan yang holistik dan inklusif untuk mencapai kesetaraan gender di Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan dan praktik, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Meskipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi, komitmen yang kuat dari semua pihak---pemerintah, masyarakat, dan individu---dapat membawa perubahan yang signifikan. Pancasila, sebagai dasar negara, memberikan landasan yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan memastikan bahwa setiap orang, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H