Ketika senja mulai merambat di ufuk barat,
Langit berpadu warna, semburat jingga yang hangat,
Kala itu hati terasa berat,
Dalam renungan, mimpi-mimpi tak pernah luput kuingat.
Di ujung harapan, senja pun tiba,
Melukiskan kisah yang lama terpendam dalam sukma,
Seperti ombak yang setia menggapai pantai,
Mimpi dan harapan tak pernah henti berkelana.
Sejuta langkah telah kujejak dalam pencarian,
Namun bayang-bayang ragu seringkali menjadi teman,
Meski senja membawa keindahan yang menenangkan,
Ada asa yang perlahan memudar, hilang ditelan waktu yang berjalan.
Namun, di balik semburat warna yang memudar,
Ada janji baru yang tak pernah pudar,
Setiap senja adalah pertanda akhir dari hari,
Namun juga awal dari malam yang menjanjikan mimpi.
Dalam keremangan senja yang semakin pudar,
Terlintas wajah-wajah penuh kasih yang selalu hadir,
Mereka yang menjadi pilar saat langkah mulai gontai,
Menguatkan hati, menyulam semangat yang nyaris rapuh.
Senja di ujung harapan bukanlah akhir dari segalanya,
Ia hanyalah jeda, sejenak untuk menenangkan jiwa,
Menanti fajar yang akan membawa cahaya baru,
Menghapus kelam, menghadirkan kembali semangat yang syahdu.
Jadi, ketika senja kembali menyapa di ujung harapan,
Aku akan berdiri tegar, dengan mimpi yang kupegang erat,
Karena setiap akhir adalah awal yang baru,
Dan setiap harapan akan selalu menemukan jalannya menuju terang.
Di sini, di senja yang indah ini,
Kuizinkan diriku bermimpi lagi,
Menyusun kembali kepingan harapan yang berserak,
Menanti malam dengan hati yang tak pernah lelah berharap.