Di bawah naungan langit biru Â
Waktu bergulir tanpa henti, Â
Hari-hari berlalu dalam simfoni Â
Nada-nada kehidupan mengalun merdu.
Setiap pagi adalah awal yang baru Â
Matahari terbit dengan sinarnya yang hangat, Â
Mengusir sisa-sisa kegelapan malam Â
Menghadirkan harapan dan kesempatan.
Simfoni hari-hari terdengar di telinga Â
Dalam riuh rendah suara alam, Â
Kicauan burung dan desir angin Â
Menjadi latar belakang kehidupan.
Di jalanan, langkah kaki berpadu Â
Mengiringi kesibukan manusia, Â
Setiap orang dengan cerita masing-masing Â
Menjalin harmoni dalam orkestra dunia.
Ada hari di mana langit mendung Â
Awan kelabu menutupi cahaya, Â
Namun, dalam setiap tetes hujan Â
Terdapat melodi yang menenangkan jiwa.
Simfoni hari-hari tidak selalu riang Â
Kadang diselingi oleh nada duka, Â
Namun, dalam setiap kesedihan Â
Ada kekuatan yang membuat kita terus berjalan.
Malam tiba dengan keheningannya Â
Bulan dan bintang menjadi penonton setia, Â
Mendengar bisikan hati yang terdalam Â
Menjadi saksi dari setiap mimpi.
Simfoni hari-hari adalah perjalanan Â
Dari fajar hingga senja tiba, Â
Setiap detik adalah bagian dari lagu Â
Yang mengiringi langkah kita di dunia.
Dalam simfoni ini, kita adalah musisi Â
Memainkan instrumen kehidupan, Â
Menghadirkan harmoni dalam keberagaman Â
Menuju akhir yang indah dan penuh makna.
**Simfoni Hari-hari** adalah puisi yang merangkum esensi kehidupan sehari-hari, mengajak kita untuk menghargai setiap momen yang ada, baik suka maupun duka. Seperti dalam sebuah simfoni, setiap nada memiliki peran dan maknanya sendiri, begitu pula setiap hari dalam hidup kita. Semoga puisi ini bisa menjadi pengingat untuk selalu melihat keindahan dalam setiap detik kehidupan.