Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Demokrasi Memperdaya Rakyat: Kajian Kritis Islam dan Marhaenisme

13 Juli 2024   07:09 Diperbarui: 13 Juli 2024   07:11 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fahum.umsu.ac.id/apa-itu-demokrasi/

Demokrasi, sebuah konsep yang konon memperjuangkan suara rakyat, telah menjadi sistem politik yang dominan di banyak negara di seluruh dunia. Namun, tidak sedikit yang merasa bahwa demokrasi sering kali justru memperdaya rakyatnya sendiri. Dalam konteks ini, pendekatan kritis melalui lensa Islam dan Marhaenisme menawarkan perspektif yang mendalam terhadap kegagalan dan manipulasi dalam sistem demokrasi.

### Demokrasi dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, konsep kepemimpinan dan pemerintahan sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab terhadap Allah dan umat manusia. Khalifah, sebagai pemimpin dalam Islam, diamanatkan untuk mengayomi rakyat dan menegakkan hukum Allah. Prinsip-prinsip ini sering kali tampak kontradiktif dengan praktik demokrasi modern yang kerap kali dikuasai oleh kepentingan politik dan ekonomi yang sempit.

Islam mengajarkan musyawarah (syura) sebagai mekanisme pengambilan keputusan yang inklusif dan adil. Dalam prakteknya, syura menekankan partisipasi masyarakat secara luas dan mempertimbangkan kepentingan seluruh umat. Namun, dalam demokrasi modern, proses pengambilan keputusan sering kali didominasi oleh elit politik dan ekonomi yang memiliki akses lebih besar terhadap kekuasaan dan sumber daya.

Kritik utama terhadap demokrasi dari perspektif Islam adalah kecenderungan sistem ini untuk meminggirkan nilai-nilai spiritual dan moral. Demokrasi sekuler sering kali mengabaikan aspek-aspek penting dari kehidupan manusia yang berkaitan dengan iman dan akhlak. Akibatnya, keputusan politik yang dihasilkan sering kali tidak mencerminkan keadilan dan kebenaran yang diharapkan oleh masyarakat.

### Marhaenisme dan Demokrasi

Marhaenisme, ideologi yang dipelopori oleh Soekarno, adalah pandangan politik yang berfokus pada perjuangan kelas pekerja dan kaum tertindas. Marhaenisme bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera melalui perlawanan terhadap eksploitasi dan ketidakadilan. Dalam konteks demokrasi, Marhaenisme menawarkan kritik yang tajam terhadap cara sistem ini sering kali memperdaya rakyat jelata.

Soekarno memandang demokrasi sebagai alat yang bisa digunakan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat, tetapi juga sebagai sistem yang rentan terhadap manipulasi oleh kaum kapitalis dan elit politik. Demokrasi yang ideal menurut Marhaenisme adalah demokrasi yang benar-benar mengutamakan kepentingan rakyat, bukan sekedar alat legitimasi bagi kekuasaan elit.

Dalam praktiknya, demokrasi sering kali tidak berjalan sesuai dengan harapan ini. Proses pemilihan umum yang seharusnya menjadi mekanisme partisipasi rakyat sering kali diwarnai oleh politik uang, kampanye hitam, dan manipulasi media. Akibatnya, rakyat tidak benar-benar memiliki kendali atas hasil pemilu, dan kepentingan mereka sering kali terabaikan setelah pemilu usai.

### Manipulasi Demokrasi: Studi Kasus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun