Langit yang biru, cerah dan memukau,
Kini tertutup kelabu, tertutup asap yang pekat,
Di ufuk sana, matahari malu menampakkan wajah,
Tersembunyi di balik tirai kelam yang menyesakkan.
Di bawah langit yang kini merana,
Anak-anak berlari tanpa tawa,
Mereka menghirup udara yang tercekik,
Menyesakkan dada, mengaburkan pandangan.
Asap itu bukan hanya kabut yang menyesatkan,
Ia adalah tanda, jeritan bumi yang tertindas,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!