Periode 1997-1999 merupakan masa penting dalam sejarah politik Indonesia. Pemilu 1997, yang merupakan pemilu terakhir di bawah rezim Orde Baru, menandai akhir dari era otoriter menuju reformasi. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terbentuk dari hasil pemilu ini memiliki peran krusial dalam proses transisi politik di Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menyoroti beberapa aspek yang layak dipuji serta beberapa kritik yang patut dicermati terhadap DPR RI hasil Pemilu 1997.
### Pujian Terhadap DPR RI Hasil Pemilu 1997
**1. Stabilitas Politik di Tengah Krisis**
Salah satu aspek positif dari DPR RI hasil Pemilu 1997 adalah kemampuannya untuk mempertahankan stabilitas politik di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an. Krisis moneter Asia yang dimulai pada tahun 1997 berdampak parah pada perekonomian Indonesia, menyebabkan inflasi yang tinggi, pengangguran, dan kemiskinan. Meskipun demikian, DPR RI periode ini mampu menjaga stabilitas politik yang penting dalam mencegah kerusuhan sosial yang lebih luas.
**2. Pembentukan Undang-Undang yang Penting**
Selama periode ini, DPR RI berhasil mengesahkan beberapa undang-undang penting yang menjadi landasan bagi reformasi politik selanjutnya. Salah satu contoh adalah pengesahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang ini menjadi tonggak penting dalam mendorong persaingan usaha yang sehat dan mencegah praktik monopoli yang merugikan konsumen.
**3. Peran dalam Transisi Politik**
DPR RI hasil Pemilu 1997 juga memainkan peran penting dalam transisi politik menuju era reformasi. Setelah lengsernya Presiden Soeharto pada Mei 1998, DPR RI bekerja sama dengan pemerintah transisi untuk mempersiapkan Pemilu 1999 yang bebas dan adil. DPR RI mengesahkan sejumlah undang-undang yang memungkinkan terbentuknya sistem politik yang lebih demokratis, termasuk undang-undang tentang pemilu, partai politik, dan otonomi daerah.
### Kritik Terhadap DPR RI Hasil Pemilu 1997
**1. Dominasi Golongan Karya (Golkar)**