Di ujung jalan yang berliku, Â
Di sana kulihat pelangi yang megah, Â
Warna-warninya bercerita, Â
Tentang harapan dan mimpi yang pernah terlupa.
Langit biru merangkulnya erat, Â
Seakan tak ingin ia pergi, Â
Seperti kita yang berpegang teguh, Â
Pada impian yang belum terwujud.
Dalam setiap tetesan hujan yang jatuh, Â
Ada kisah tentang kesedihan dan perjuangan, Â
Namun pelangi datang menghapus sendu, Â
Membawa harapan di setiap lengkungannya.
Kita adalah pejalan dalam hidup ini, Â
Menapaki jalan penuh liku dan duri, Â
Namun di ujung sana, pelangi menanti, Â
Menggenggam tangan kita yang lelah.
Warna merah mengingatkan keberanian, Â
Untuk terus melangkah meski rintangan menghadang, Â
Oranye adalah kehangatan cinta, Â
Yang selalu hadir dalam setiap langkah.
Kuning bercahaya seperti mentari, Â
Menyinari jalan yang kadang gelap, Â
Hijau membawa ketenangan hati, Â
Seperti teduhnya pepohonan di pinggir jalan.
Biru adalah langit yang luas, Â
Mengingatkan kita untuk tetap berharap, Â
Nila adalah kedalaman samudera, Â
Mengajarkan kita tentang keteguhan jiwa.
Ungu adalah warna kesabaran, Â
Yang menuntun kita dalam penantian, Â
Di ujung jalan, pelangi menyapa, Â
Menyambut kita dengan senyum dan bahagia.
Pelangi di ujung jalan, Â
Adalah simbol dari perjalanan ini, Â
Setiap warna mengisahkan hidup, Â
Tentang cinta, harapan, dan keberanian hati.
Mari kita terus melangkah, Â
Walau jalan terjal dan penuh rintangan, Â
Sebab di ujung sana, pelangi menanti, Â
Menyongsong kita dengan pelukan hangatnya.
Di balik setiap badai, ada pelangi, Â
Mengajarkan kita untuk tetap berdiri, Â
Dan di ujung jalan yang penuh liku, Â
Pelangi selalu menunggu, setia menanti.