Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Konsep Easy Hiring, Easy Firing: Berbenturankah dengan Ideologi Marhaenisme?

9 Juli 2024   07:46 Diperbarui: 9 Juli 2024   08:24 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnbcindonesia.com/news/20240502110627-4-535133/9-alasan-buruh-desak-cabut-uu-ciptaker-ada-soal-sistem-kontrak-100x

### Pengantar

Konsep "Easy Hiring, Easy Firing" merujuk pada kebijakan ketenagakerjaan yang memudahkan perusahaan untuk merekrut dan memberhentikan karyawan. Kebijakan ini sering dianggap sebagai cara untuk meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi dalam pasar tenaga kerja, serta merespons dinamika ekonomi yang cepat berubah. Namun, dalam konteks ideologi Marhaenisme, yang berakar pada prinsip keadilan sosial dan ekonomi yang dikembangkan oleh Soekarno, kebijakan ini dapat menimbulkan pertanyaan mengenai keseimbangan antara efisiensi ekonomi dan perlindungan terhadap hak-hak pekerja. Tulisan ini akan mengkaji apakah konsep "Easy Hiring, Easy Firing" berbenturan dengan prinsip-prinsip ideologi Marhaenisme.

### Konsep Easy Hiring, Easy Firing

Kebijakan "Easy Hiring, Easy Firing" didasarkan pada premis bahwa pasar tenaga kerja yang fleksibel dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas. Dengan memudahkan perusahaan untuk merekrut dan memberhentikan karyawan, diharapkan perusahaan dapat lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pasar, mengadopsi teknologi baru, dan merampingkan operasi mereka. Dalam konteks ini, fleksibilitas tenaga kerja dianggap sebagai faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas pekerjaan dan kesejahteraan pekerja. Dalam sistem yang mempermudah pemutusan hubungan kerja, pekerja dapat menghadapi ketidakpastian pekerjaan yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan ekonomi mereka. Selain itu, tanpa perlindungan yang memadai, kebijakan ini dapat menciptakan ketimpangan kekuasaan antara pengusaha dan pekerja.

### Ideologi Marhaenisme

Marhaenisme, yang dikembangkan oleh Soekarno, berakar pada prinsip keadilan sosial dan ekonomi. Ideologi ini berfokus pada pemberdayaan rakyat kecil, yang disebut sebagai "Marhaen", untuk mencapai kemandirian ekonomi dan sosial. Dalam pandangan Marhaenisme, pembangunan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, bukan hanya segelintir elit.

Prinsip-prinsip Marhaenisme mencakup keadilan distributif, perlindungan terhadap hak-hak pekerja, dan pemerataan kesempatan ekonomi. Soekarno menekankan pentingnya membangun ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai gotong royong dan solidaritas sosial, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan sejahtera.

### Pertentangan antara Easy Hiring, Easy Firing dan Marhaenisme

Konsep "Easy Hiring, Easy Firing" dapat dilihat sebagai bertentangan dengan prinsip-prinsip Marhaenisme dalam beberapa hal:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun