Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Jadinya Jika PDI Menangi Pemilu 1987?

8 Juli 2024   08:21 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:21 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**HIPOTESIS: APA YANG AKAN TERJADI JIKA PDI MEMENANGKAN PEMILU 1987?**

Pemilihan Umum (Pemilu) 1987 di Indonesia adalah salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia, yang terjadi di tengah-tengah pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Dalam pemilu ini, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) berada di bawah kepemimpinan baru Soerjadi, seorang politikus yang dikenal tegas dan memiliki visi "reformasi". Meski pada kenyataannya, Golongan Karya (Golkar) tetap dominan, menarik untuk mengeksplorasi hipotesis tentang apa yang akan terjadi jika PDI di bawah Soerjadi memenangkan Pemilu 1987.

### Latar Belakang Politik Era 1980-an

Pada era 1980-an, Indonesia berada di bawah pemerintahan otoriter Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Golkar, yang didukung oleh militer dan birokrasi, selalu memenangkan pemilu dengan mayoritas besar, sementara partai-partai lain, seperti PDI dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengalami tekanan politik yang signifikan. Pemilu 1987 sendiri ditandai dengan strategi pemerintah untuk memperkuat dominasi Golkar, termasuk melalui regulasi yang ketat dan penggunaan aparatur negara.

### PDI di Bawah Kepemimpinan Soerjadi

Soerjadi, yang memimpin PDI pada awal 1986, berusaha mengubah citra partai yang sebelumnya terpecah dan kurang solid. Di bawah kepemimpinannya, PDI berusaha memperluas basis dukungan, terutama dari kalangan muda dan kelompok masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan Orde Baru. Soerjadi juga dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu demokrasi dan hak asasi manusia, meski harus berhadapan dengan tekanan dari pemerintah.

### Hipotesis Kemenangan PDI

Jika PDI di bawah kepemimpinan Soerjadi memenangkan Pemilu 1987, beberapa perubahan besar mungkin terjadi dalam lanskap politik Indonesia. Berikut adalah beberapa hipotesis utama:

1. **Perubahan dalam Kebijakan Pemerintahan**

Kemenangan PDI kemungkinan besar akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan pemerintahan. Soerjadi dikenal dengan pandangannya yang lebih pro-demokrasi dan reformis dibandingkan dengan kepemimpinan Orde Baru. 

Dengan kemenangan PDI, kita mungkin akan melihat upaya untuk memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, meningkatkan transparansi, dan mengurangi korupsi. Kebijakan ekonomi juga mungkin akan lebih berorientasi pada kesejahteraan rakyat, dengan fokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.

2. **Reaksi dari Pemerintahan Orde Baru**

Memenangkan pemilu melawan Golkar bukanlah tugas yang mudah, terutama di bawah pemerintahan yang otoriter. Jika PDI memenangkan pemilu, reaksi dari pemerintahan Orde Baru mungkin akan sangat keras. Soeharto dan militer mungkin akan berusaha mempertahankan kekuasaan mereka dengan berbagai cara, termasuk menggunakan kekuatan militer untuk membatalkan hasil pemilu atau menekan pemimpin-pemimpin PDI. Ini bisa mengakibatkan periode ketidakstabilan politik yang signifikan.

3. **Dinamika Internal PDI**

Kemenangan dalam pemilu juga dapat memicu dinamika internal yang baru dalam PDI. Partai yang sebelumnya terpecah mungkin akan lebih solid di bawah kepemimpinan Soerjadi, tetapi juga ada kemungkinan munculnya faksi-faksi baru yang berebut kekuasaan. Manajemen keberagaman dalam partai dan pengelolaan kepentingan berbagai kelompok dalam PDI akan menjadi tantangan besar bagi Soerjadi.

4. **Dampak terhadap Gerakan Pro-Demokrasi**

Kemenangan PDI dapat memberikan angin segar bagi gerakan pro-demokrasi di Indonesia. Kelompok-kelompok masyarakat sipil yang selama ini ditekan oleh pemerintah mungkin akan mendapatkan ruang yang lebih besar untuk beraktivitas. Ini juga bisa meningkatkan tekanan internasional terhadap pemerintah Indonesia untuk melaksanakan reformasi politik dan menghormati hak asasi manusia.

5. **Hubungan dengan Militer**

Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh PDI jika memenangkan pemilu adalah hubungan dengan militer. Militer di bawah Orde Baru memiliki peran yang sangat dominan dalam politik dan pemerintahan. Kemampuan Soerjadi untuk mengelola hubungan dengan militer akan sangat menentukan keberhasilan pemerintahannya. Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa mengakibatkan ketegangan yang berujung pada intervensi militer.

Berapa Perolehan Suara Dan Perolehan Kursi PDI Jika Menangi Pemilu 1987?

Jika PDI di bawah kepemimpinan Soerjadi memenangkan Pemilu Legislatif 1987, kita harus menentukan apa yang dimaksud dengan "memenangkan" pemilu tersebut. Untuk konteks ini, kita bisa mempertimbangkan kemenangan sebagai perolehan suara terbesar, mengalahkan Golkar dan PPP. Berikut adalah beberapa skenario berdasarkan data historis dan asumsi yang masuk akal:

### Konteks Pemilu 1987

Pada Pemilu 1987, Golkar memperoleh 73,11% suara, PPP memperoleh 15,97%, dan PDI memperoleh 10,87%. Dengan total 400 kursi di DPR, Golkar mendapatkan 299 kursi, PPP mendapatkan 61 kursi, dan PDI mendapatkan 40 kursi.

### Hipotesis Perolehan Suara dan Kursi

1. **Perolehan Suara**

   - **Kemenangan Tipis**: Jika PDI memenangkan pemilu dengan margin yang tipis, mereka mungkin memperoleh sekitar 40% hingga 45% suara. Ini berarti Golkar dan PPP harus berbagi sisa suara, kemungkinan besar dengan Golkar memperoleh sekitar 35% hingga 40% dan PPP mendapatkan sekitar 15% hingga 20%.

   - **Kemenangan Mayoritas**: Dalam skenario ini, PDI memperoleh lebih dari 50% suara, mungkin sekitar 50% hingga 55%, dengan Golkar dan PPP masing-masing mendapatkan kurang dari 30% dan 20%.

2. **Perolehan Kursi**

   - **Kemenangan Tipis**: Dengan asumsi distribusi kursi yang sebanding dengan perolehan suara, PDI mungkin memperoleh sekitar 160 hingga 180 kursi dari 400 kursi di DPR. Golkar akan memperoleh sekitar 140 hingga 160 kursi, dan PPP mendapatkan sekitar 60 hingga 80 kursi.

   - **Kemenangan Mayoritas**: Jika PDI memperoleh mayoritas suara, mereka bisa mendapatkan sekitar 200 hingga 220 kursi. Golkar mungkin mendapatkan sekitar 120 hingga 140 kursi, dan PPP tetap dengan sekitar 60 hingga 80 kursi.

### Distribusi Suara dan Kursi yang Lebih Detil

Untuk memberikan gambaran yang lebih spesifik, berikut adalah dua skenario yang mungkin terjadi:

1. **Kemenangan Tipis**

   - **PDI**: 42% suara 168 kursi

   - **Golkar**: 38% suara 152 kursi

   - **PPP**: 20% suara 80 kursi

2. **Kemenangan Mayoritas**

   - **PDI**: 52% suara 208 kursi

   - **Golkar**: 28% suara 112 kursi

   - **PPP**: 20% suara 80 kursi

### Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam skenario ini termasuk:

- **Reaksi Pemerintah dan Militer**: Pemerintah Orde Baru mungkin tidak akan dengan mudah menerima kekalahan, dan potensi campur tangan militer dalam proses pemilihan atau pasca-pemilihan bisa mempengaruhi hasil akhir.

- **Mobilisasi Dukungan**: Kemampuan Soerjadi untuk memobilisasi dukungan dari berbagai kalangan, termasuk pemilih muda, kelompok minoritas, dan masyarakat pedesaan, akan sangat menentukan perolehan suara.

- **Keberadaan Media dan Kampanye**: Akses ke media dan kemampuan untuk mengadakan kampanye yang efektif di seluruh Indonesia akan sangat mempengaruhi perolehan suara PDI.

### Kesimpulan

Meskipun kemenangan PDI di bawah kepemimpinan Soerjadi dalam Pemilu 1987 adalah sebuah hipotesis yang menarik, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Kemenangan tersebut akan membawa perubahan besar dalam kebijakan pemerintahan dan dinamika politik di Indonesia. Namun, tantangan dari pemerintahan Orde Baru, dinamika internal partai, dan hubungan dengan militer adalah faktor-faktor yang akan sangat menentukan arah masa depan Indonesia.

Secara keseluruhan, kemenangan PDI di bawah Soerjadi mungkin akan membuka jalan bagi reformasi politik dan demokrasi yang lebih inklusif di Indonesia. Namun, keberhasilan dalam menerapkan perubahan tersebut sangat tergantung pada kemampuan Soerjadi dan PDI dalam mengelola berbagai tantangan politik dan sosial yang ada. Hipotesis ini memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas politik Indonesia pada era Orde Baru dan potensi perubahan yang dapat terjadi melalui proses demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun