#### Hasil dan Diskusi
Berdasarkan perhitungan proporsional, berikut adalah distribusi kursi hipotetis tanpa adanya kursi ABRI:
- **Golkar**: 248 kursi
- **PPP**: 64 kursi
- **PDI**: 43 kursi
Dari hasil ini, terlihat bahwa Golkar masih mendominasi perolehan kursi di DPR, meskipun jumlah kursinya sedikit berkurang dari 299 menjadi 248 kursi. PPP dan PDI mengalami sedikit peningkatan kursi masing-masing dari 61 menjadi 64 kursi dan dari 40 menjadi 43 kursi.
#### Implikasi Politik
Penghapusan kursi ABRI dalam konteks Pemilu 1987 secara hipotetis akan memberikan sedikit pergeseran dalam komposisi DPR, namun tidak mengubah dominasi Golkar secara signifikan. Dominasi Golkar tetap kuat, mengingat dukungan suara yang sangat besar pada masa itu. Namun, peningkatan kursi bagi PPP dan PDI menunjukkan bahwa tanpa keberadaan kursi ABRI, representasi partai-partai oposisi akan sedikit lebih kuat, meskipun tidak cukup untuk menggoyahkan dominasi Golkar.
#### Kesimpulan
Analisis hipotetis ini menunjukkan bahwa penghapusan kursi ABRI pada Pemilu 1987 akan memberikan sedikit perubahan dalam distribusi kursi di DPR. Golkar masih akan tetap mendominasi dengan perolehan kursi yang signifikan, sementara PPP dan PDI akan memperoleh sedikit tambahan kursi. Meskipun perubahan ini tidak cukup besar untuk mengubah peta politik secara drastis, namun menunjukkan bahwa keberadaan kursi ABRI memang memberikan dampak dalam menjaga stabilitas dan kontrol politik oleh rezim Orde Baru.
Perubahan yang lebih signifikan dalam peta politik Indonesia baru terjadi pada masa reformasi, ketika peran militer dalam politik secara perlahan dikurangi dan sistem pemilu menjadi lebih demokratis. Studi ini memberikan gambaran bagaimana struktur politik dan alokasi kursi di DPR bisa mempengaruhi dinamika politik di Indonesia pada masa lalu.