Partai alternatif yang diusulkan haruslah partai yang benar-benar mengakar pada ideologi marhaenisme, dengan komitmen kuat untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan rakyat marhaen. Partai ini harus berbeda dari partai-partai yang ada, dengan beberapa ciri utama:
1. **Kemandirian Ekonomi**: Partai ini harus memiliki program-program konkret untuk meningkatkan kemandirian ekonomi rakyat marhaen, seperti pemberdayaan usaha kecil dan menengah, reformasi agraria, dan perlindungan terhadap pekerja informal.
2. **Keadilan Sosial**: Fokus pada kebijakan yang mengurangi kesenjangan sosial, seperti akses pendidikan dan kesehatan yang merata, serta perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
3. **Transparansi dan Akuntabilitas**: Partai ini harus menjunjung tinggi prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan partai dan pelaksanaan kebijakan, agar kepercayaan publik dapat terjaga.
4. **Partisipasi Rakyat**: Mengedepankan partisipasi aktif rakyat dalam proses politik, baik melalui musyawarah desa, forum-forum rakyat, maupun mekanisme lain yang memungkinkan suara rakyat benar-benar didengar dan diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
### Tantangan dan Peluang
Mendirikan partai alternatif tentu bukan tanpa tantangan. Hambatan terbesar mungkin datang dari dominasi partai-partai besar yang sudah mapan dan memiliki sumber daya melimpah. Selain itu, ada juga tantangan internal dalam memastikan bahwa partai alternatif ini tetap konsisten dengan nilai-nilai marhaenisme dan tidak terjebak dalam korupsi atau politik praktis yang mengkhianati rakyat.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar. Ketidakpuasan rakyat terhadap partai-partai yang ada bisa menjadi modal sosial yang kuat bagi partai alternatif. Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk membangun kesadaran dan gerakan politik yang lebih inklusif dan partisipatif.
### Kesimpulan