Marhaenisme, sebuah konsep yang dipopulerkan oleh Soekarno, Presiden pertama Indonesia, adalah ideologi yang berfokus pada pemberdayaan kaum Marhaen---yakni, rakyat kecil, petani, buruh, dan kaum miskin lainnya. Inti dari Marhaenisme adalah menciptakan keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat. Dalam konteks ini, ekonomi swakelola, di mana pekerja memiliki dan mengelola perusahaan mereka sendiri, menjadi relevan dan menarik untuk dikaji. Artikel ini akan membahas bagaimana ekonomi swakelola sejalan dengan prinsip-prinsip Marhaenisme dan bagaimana penerapan model ini dapat membantu mewujudkan cita-cita keadilan sosial.
### Marhaenisme: Sebuah Tinjauan
Marhaenisme didasarkan pada pemikiran bahwa rakyat kecil memiliki hak untuk menikmati hasil dari kerja keras mereka sendiri dan hidup dalam kemakmuran. Soekarno menciptakan istilah "Marhaen" setelah bertemu dengan seorang petani bernama Marhaen di Jawa Barat, yang memiliki tanah namun tetap hidup miskin. Marhaenisme menolak eksploitasi dan menekankan pentingnya kemandirian ekonomi, di mana setiap individu memiliki alat produksi mereka sendiri dan dapat mengelola sumber daya untuk kesejahteraan bersama.
### Prinsip Ekonomi Swakelola
Ekonomi swakelola mengedepankan prinsip pengelolaan mandiri oleh para pekerja, sering kali melalui bentuk koperasi pekerja atau perusahaan yang dimiliki oleh karyawan. Dalam model ini, pekerja memiliki kendali atas keputusan operasional dan distribusi keuntungan, menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih besar. Ekonomi swakelola menghindari eksploitasi oleh pemilik modal dan manajemen luar, selaras dengan semangat Marhaenisme yang menentang ketimpangan dan penindasan ekonomi.
### Sejalan dengan Prinsip Marhaenisme
1. **Kemandirian Ekonomi**: Marhaenisme mendorong rakyat kecil untuk mandiri dan memiliki alat produksi mereka sendiri. Ekonomi swakelola memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memiliki bagian dari perusahaan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pemilik modal besar.
2. **Keadilan Sosial dan Ekonomi**: Dalam ekonomi swakelola, distribusi keuntungan lebih merata dan adil. Setiap pekerja menerima bagian yang sesuai dengan kontribusi mereka, mengurangi kesenjangan pendapatan yang sering terjadi dalam model perusahaan tradisional. Ini sejalan dengan cita-cita Marhaenisme untuk menciptakan keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat.
3. **Pemberdayaan Pekerja**: Ekonomi swakelola memberdayakan pekerja dengan memberikan mereka suara dalam pengambilan keputusan dan kontrol atas nasib mereka sendiri. Ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan bermartabat, selaras dengan prinsip Marhaenisme yang menghargai martabat manusia dan menolak eksploitasi.
### Implementasi Ekonomi Swakelola dalam Konteks Marhaenisme
Untuk menerapkan ekonomi swakelola dalam konteks Marhaenisme, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
1. **Pendidikan dan Pelatihan**: Pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk mempersiapkan pekerja dalam mengelola perusahaan mereka sendiri. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, keuangan, dan pengambilan keputusan kolektif. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, pekerja dapat menjalankan perusahaan secara efektif dan efisien.
2. **Dukungan Pemerintah**: Pemerintah dapat berperan dalam mendukung ekonomi swakelola dengan menyediakan regulasi yang mendukung, akses ke modal awal, dan insentif pajak. Dukungan ini akan membantu koperasi pekerja dan perusahaan yang dimiliki oleh karyawan untuk tumbuh dan berkembang.
3. **Kerjasama Antar Koperasi**: Koperasi pekerja dapat bekerja sama untuk saling mendukung dan berbagi sumber daya. Kerjasama ini dapat menciptakan jaringan ekonomi yang lebih kuat dan stabil, mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan peluang sukses.
### Tantangan dan Peluang
Meskipun banyak manfaat, penerapan ekonomi swakelola tidak tanpa tantangan. Perubahan budaya dalam perusahaan, resistensi dari manajemen tradisional, dan akses ke modal awal bisa menjadi hambatan. Namun, dengan pendidikan, dukungan pemerintah, dan kerjasama antar koperasi, tantangan ini dapat diatasi.
### Kesimpulan
Ekonomi swakelola menawarkan jalan yang menjanjikan untuk mewujudkan cita-cita Marhaenisme dalam menciptakan keadilan sosial dan ekonomi. Dengan memberikan kontrol lebih besar kepada pekerja dan mendistribusikan keuntungan secara adil, model ini meningkatkan kemandirian ekonomi dan memberdayakan rakyat kecil. Meskipun ada tantangan dalam implementasi, manfaat jangka panjang dari penerapan ekonomi swakelola membuatnya layak untuk dipertimbangkan sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi Marhaenisme di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H