- PDIP meraih 109 kursi di pemilu 2004. Sebagai partai dengan ideologi yang sedikit mirip dengan PNI Marhaenisme, PDIP mungkin kehilangan beberapa pemilih yang beralih ke PNI Marhaenisme. Dengan asumsi ini, PDIP bisa kehilangan sekitar 3-5 kursi, sehingga perolehannya menjadi sekitar 104-106 kursi.
3. **Partai Persatuan Pembangunan (PPP)**
  - PPP mendapatkan 58 kursi di pemilu 2004. Mengingat basis pemilih PPP yang lebih religius, dampak dari perolehan kursi PNI Marhaenisme mungkin tidak terlalu signifikan. Namun, ada kemungkinan bahwa beberapa pemilih yang lebih tertarik pada isu-isu nasionalisme bisa beralih, mengurangi perolehan PPP menjadi sekitar 55-57 kursi.
4. **Partai Demokrat**
  - Partai Demokrat, yang baru muncul dan meraih 57 kursi, kemungkinan juga terpengaruh meskipun mungkin tidak signifikan. Suara yang beralih mungkin hanya sedikit, menurunkan perolehan kursi mereka menjadi sekitar 55-56 kursi.
5. **Partai Keadilan Sejahtera (PKS)**
  - PKS mendapatkan 45 kursi di pemilu 2004. Sebagai partai dengan basis pemilih yang kuat di kalangan muslim modern, dampak dari perolehan kursi PNI Marhaenisme mungkin minimal. PKS mungkin hanya kehilangan 1-2 kursi.
6. **Partai-Partai Lain**
  - Partai-partai lainnya seperti PAN, PKB, dan partai-partai kecil mungkin juga mengalami sedikit pergeseran suara. Perubahan ini bisa mengakibatkan mereka kehilangan masing-masing 1-2 kursi.
**Kesimpulan**
Dengan PNI Marhaenisme meraih 10 kursi di DPR, partai-partai besar seperti Golkar, PDIP, dan PPP akan mengalami penurunan perolehan kursi yang lebih signifikan dibandingkan partai-partai lain. Skenario ini menunjukkan bagaimana dinamika perolehan suara dalam sistem proporsional terbuka dapat mempengaruhi distribusi kursi di parlemen. Meskipun perubahan ini mungkin tidak mengubah secara drastis peta politik, namun tetap memiliki dampak yang berarti terhadap kekuatan politik masing-masing partai di DPR.