Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengidamkan Kembali Hidupnya PDI Lama: Mengapa Kita Harus Memilihnya?

3 Juli 2024   07:43 Diperbarui: 3 Juli 2024   07:50 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

## Mengidamkan Kembali Hidupnya PDI Lama: Mengapa Kita Harus Memilihnya?

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) lama, yang dibentuk pada tahun 1973 sebagai hasil fusi beberapa partai politik, memiliki sejarah dan warisan yang kaya dalam politik Indonesia. PDI lama, sebelum perpecahan yang melahirkan PDI Perjuangan, memainkan peran penting dalam dinamika politik Indonesia selama era Orde Baru. Mengidamkan kembali hidupnya PDI lama adalah sebuah wacana menarik yang layak dibahas, terutama dalam konteks mencari alternatif politik yang berakar pada nasionalisme dan demokrasi yang kuat.

### Sejarah Singkat PDI Lama

PDI lama terbentuk sebagai hasil penggabungan beberapa partai politik yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Partai Murba, dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI). Fusi ini diinisiasi oleh pemerintah Orde Baru dengan tujuan mengurangi fragmentasi politik dan memperkuat kontrol atas partai-partai politik.

Namun, PDI lama sering kali menjadi suara oposisi yang kritis terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru. Pada Pemilu 1997, PDI mengalami krisis internal yang mengakibatkan terbentuknya PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Setelah perpecahan ini, PDI lama yang dipimpin Soerjadi hingga Budi Hardjono kehilangan banyak dukungan dan pengaruh selama Pemilu 1999, Pemilu 2004, Dan Pemilu 2009.

### Mengapa Mengidamkan Kembali PDI Lama?

1. **Kembali ke Akar Nasionalisme**

PDI lama memiliki akar nasionalisme yang kuat, diwarisi dari PNI. Nasionalisme yang diusung oleh PDI lama berfokus pada kemandirian nasional, keadilan sosial, dan persatuan bangsa. Menghidupkan kembali PDI lama berarti mengembalikan fokus pada nilai-nilai tersebut yang sangat relevan dalam konteks tantangan globalisasi dan ketergantungan ekonomi saat ini.

2. **Alternatif Oposisi Kritis**

Dengan kembalinya PDI lama, Indonesia akan memiliki alternatif oposisi yang kuat dan kritis. PDI lama bisa memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan memastikan bahwa pemerintah selalu diawasi dan dikritik secara konstruktif. Ini penting untuk menghindari dominasi satu partai atau koalisi dalam politik Indonesia.

3. **Kebijakan Pro-Rakyat**

PDI lama memiliki sejarah kebijakan yang pro-rakyat, termasuk advokasi untuk reformasi agraria, hak-hak buruh, dan perlindungan sosial. Menghidupkan kembali PDI lama berarti memberikan suara kepada kelompok-kelompok marjinal dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah tidak hanya menguntungkan segelintir elit tetapi juga rakyat kecil.

4. **Memperkuat Demokrasi**

Kehadiran PDI lama akan memperkuat demokrasi di Indonesia. Partai ini dapat berfungsi sebagai kendaraan untuk partisipasi politik yang lebih luas, memastikan bahwa berbagai kelompok masyarakat terwakili dalam proses politik. Demokrasi yang kuat memerlukan partai-partai yang beragam dan representatif.

### Tantangan dan Peluang

#### **Tantangan**

1. **Rekonstruksi dan Reorganisasi**

Menghidupkan kembali PDI lama memerlukan upaya rekonstruksi dan reorganisasi yang signifikan. Ini termasuk membangun kembali struktur partai, merekrut anggota baru, dan mengembangkan strategi politik yang relevan dengan konteks saat ini.

2. **Mendapatkan Dukungan Publik**

PDI lama harus mampu meyakinkan publik bahwa mereka adalah alternatif yang kredibel dan relevan. Ini memerlukan kampanye yang efektif, program yang jelas, dan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

3. **Kompetisi dengan Partai Lain**

Dalam lanskap politik yang sudah penuh dengan banyak partai, PDI lama harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dan dukungan. Ini berarti harus menemukan ceruk politik yang unik dan menawarkan sesuatu yang berbeda dari partai-partai lain.

#### **Peluang**

1. **Keinginan untuk Perubahan**

Di tengah ketidakpuasan publik terhadap partai-partai yang ada, ada peluang bagi PDI lama untuk menawarkan alternatif yang segar dan berkomitmen pada nilai-nilai nasionalisme dan keadilan sosial.

2. **Warisan Sejarah yang Kuat**

PDI lama memiliki warisan sejarah yang kuat yang bisa menjadi modal untuk menarik dukungan. Menghidupkan kembali narasi-narasi perjuangan masa lalu dan mengaitkannya dengan tantangan masa kini bisa menjadi strategi yang efektif.

3. **Ruang untuk Oposisi**

Dengan dinamika politik yang terus berubah, ada ruang bagi PDI lama untuk menjadi suara oposisi yang kuat. Ini bisa menarik dukungan dari pemilih yang merasa tidak terwakili oleh partai-partai besar yang ada.

### Kesimpulan

Mengidamkan kembali hidupnya PDI lama adalah wacana yang menarik dan penuh tantangan. Namun, dengan strategi yang tepat dan komitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme, keadilan sosial, dan demokrasi, PDI lama bisa menjadi kekuatan politik yang signifikan di Indonesia. 

Dalam era di mana politik sering kali didominasi oleh pragmatisme dan kepentingan elit, kehadiran partai yang berakar kuat pada ideologi dan kepentingan rakyat akan menjadi angin segar bagi demokrasi Indonesia. Menghidupkan kembali PDI lama bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga tentang menawarkan visi yang kuat dan berkomitmen untuk masa depan yang lebih adil dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun