Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme Itu Pancasila, Pancasila Itu Marhaenisme!

3 Juli 2024   06:38 Diperbarui: 3 Juli 2024   06:59 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**Marhaenisme Itu Pancasila, Pancasila Itu Marhaenisme: Sebuah Perspektif Holistik**

**Pendahuluan**

Diskursus tentang Marhaenisme dan Pancasila sering kali memunculkan pertanyaan tentang hubungan dan keselarasan antara kedua konsep ini. Marhaenisme, yang diperkenalkan oleh Bung Karno, menekankan pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat kecil, sementara Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mencakup lima prinsip fundamental. 

Artikel ini akan mengeksplorasi hubungan antara Marhaenisme dan Pancasila, serta mengungkap bagaimana kedua konsep ini saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam membangun fondasi moral dan sosial bangsa.

**Pengertian Marhaenisme dan Pancasila**

**Marhaenisme** merupakan ideologi yang diperkenalkan oleh Soekarno untuk menekankan pentingnya kesejahteraan rakyat kecil atau Marhaen. Marhaenisme muncul sebagai reaksi terhadap ketidakadilan sosial yang dialami oleh rakyat jelata di bawah pemerintahan kolonial Belanda dan kapitalisme. Konsep ini mengandung makna bahwa negara harus didasarkan pada kepentingan rakyat kecil, bukan hanya golongan elit atau kapitalis.

**Pancasila**, di sisi lain, adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Kelima prinsip Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila dianggap sebagai ideologi nasional yang mencerminkan nilai-nilai universal serta kearifan lokal bangsa Indonesia.

**Hubungan Antara Marhaenisme dan Pancasila**

1. **Keadilan Sosial**

   Salah satu nilai sentral dalam Marhaenisme adalah keadilan sosial, di mana kekayaan dan kekuasaan harus didistribusikan secara adil untuk kesejahteraan bersama. Konsep ini sejalan dengan prinsip Keadilan Sosial dalam Pancasila, yang menegaskan pentingnya mengatasi kesenjangan sosial dan memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan kesempatan.

2. **Persatuan dan Kesatuan Bangsa**

   Prinsip Persatuan Indonesia dalam Pancasila menekankan pentingnya membangun kesatuan dan persatuan di tengah keragaman yang kaya di Indonesia. Marhaenisme, dengan fokus pada kesejahteraan rakyat kecil, juga mendukung persatuan nasional yang kokoh, di mana setiap warga negara merasa inklusif dan terlibat dalam membangun bangsa.

3. **Kerakyatan dan Konsultasi Publik**

   Konsep Kerakyatan dalam Pancasila, yang diperkuat oleh prinsip Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menunjukkan bahwa keputusan politik harus diambil melalui proses konsultasi dan musyawarah yang berlandaskan kebijaksanaan. Hal ini sejalan dengan prinsip Marhaenisme bahwa kebijakan publik harus mencerminkan aspirasi dan kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir elit.

4. **Kemanusiaan yang Adil dan Beradab**

   Prinsip Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila menegaskan pentingnya menjunjung tinggi martabat manusia dan memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil. Ini mencakup perlindungan terhadap hak asasi manusia dan penegakan keadilan di semua lini kehidupan. Marhaenisme juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan ini dengan menekankan perlunya sistem yang tidak membiarkan sebagian rakyat terpinggirkan atau dieksploitasi.

**Implementasi Nilai-Nilai Marhaenisme dalam Pancasila dan Sebaliknya**

Implementasi nilai-nilai Marhaenisme dalam kerangka Pancasila menawarkan pendekatan yang holistik dalam membangun negara yang adil dan berdaulat. 

Salah satu tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara kepentingan rakyat dan kebutuhan untuk mempertahankan stabilitas politik dan ekonomi. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan publik, Indonesia dapat melangkah maju sebagai negara yang bermartabat dan adil bagi seluruh rakyatnya.

**Kesimpulan**

Marhaenisme dan Pancasila, meskipun berasal dari konteks dan formulasi yang berbeda, saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain dalam membangun fondasi moral dan sosial bangsa Indonesia. 

Marhaenisme menekankan pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat kecil, sementara Pancasila menggarisbawahi nilai-nilai universal seperti persatuan, keadilan sosial, dan kerakyatan. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai ini secara bersama-sama, Indonesia dapat meraih cita-cita sebagai negara yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun