Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme dan Peretasan Pusat Data Nasional (PDN)

2 Juli 2024   03:23 Diperbarui: 2 Juli 2024   03:32 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marhaenisme, sebagai konsep yang diperkenalkan oleh Bung Karno, memiliki relevansi yang mendalam dalam konteks modern Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan teknologi informasi seperti peretasan data. Konsep ini tidak hanya mengandung nilai-nilai sosialisme yang sesuai dengan kondisi Indonesia pada masanya, tetapi juga mengandung semangat untuk menjaga kedaulatan dan keadilan nasional.

### Memahami Marhaenisme dalam Konteks Modern

Marhaenisme mengusung prinsip kesetaraan sosial dan kesejahteraan rakyat. Prinsip ini menekankan pentingnya mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan partisipasi aktif rakyat dalam pembangunan negara. Dalam era digital saat ini, Marhaenisme dapat diterjemahkan sebagai perlindungan terhadap kedaulatan data nasional dan keadilan dalam pemanfaatan teknologi informasi.

### Tantangan Peretasan Pusat Data Nasional

Pusat data nasional merupakan infrastruktur krusial dalam penyimpanan dan pengelolaan data penting bagi negara. Ancaman peretasan terhadap pusat data dapat menyebabkan kerugian besar, baik secara ekonomi maupun keamanan nasional. Informasi rahasia, data pribadi, dan data strategis lainnya menjadi sasaran empuk bagi peretas yang mencari keuntungan atau memiliki agenda tertentu.

### Marhaenisme sebagai Perlindungan Kedaulatan Data

Dalam konteks peretasan pusat data nasional, prinsip Marhaenisme menuntut untuk memastikan bahwa kedaulatan data nasional tidak terancam. Hal ini mencakup pengembangan kebijakan cybersecurity yang kokoh, peningkatan kesadaran masyarakat tentang ancaman cyber, dan penguatan infrastruktur keamanan informasi.

Marhaenisme juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi untuk kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat, bukan untuk eksploitasi atau kepentingan individu atau kelompok tertentu. Dalam konteks ini, regulasi yang ketat dan pengawasan yang efektif terhadap penggunaan teknologi menjadi krusial untuk menjaga integritas data nasional.

### Strategi Menghadapi Ancaman Peretasan

1. **Penguatan Infrastruktur Keamanan**: Investasi dalam teknologi cybersecurity yang canggih dan up-to-date menjadi kunci untuk melindungi pusat data nasional dari serangan peretas. Hal ini meliputi penggunaan firewall yang kuat, enkripsi data yang ketat, dan sistem deteksi dini yang efektif.

2. **Peningkatan Kesadaran Cybersecurity**: Edukasi masyarakat tentang praktik cybersecurity yang aman dan pengenalan terhadap taktik peretasan yang umum dapat membantu mengurangi risiko serangan. Pelatihan reguler bagi petugas IT dan pengguna layanan digital juga penting untuk meningkatkan respons terhadap ancaman cyber.

3. **Kerja Sama Internasional**: Mengingat sifat lintas batas dari serangan cyber, kerja sama internasional dalam penanggulangan cybercrime menjadi sangat penting. Pertukaran informasi tentang ancaman, praktik terbaik, dan bantuan dalam investigasi forensik dapat memperkuat pertahanan nasional.

### Implikasi Marhaenisme terhadap Kebijakan Teknologi

Penerapan Marhaenisme dalam kebijakan teknologi tidak hanya tentang perlindungan terhadap peretasan, tetapi juga tentang pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara inklusif. Hal ini mencakup:

- **Akses Universal terhadap Teknologi**: Memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu atau berada di daerah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap infrastruktur teknologi yang mendasar.

  - **Penggunaan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan**: Menggunakan teknologi untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, misalnya melalui e-commerce untuk meningkatkan akses pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

- **Perlindungan Terhadap Privasi dan Keamanan Data**: Memastikan bahwa penggunaan data oleh pihak swasta atau publik tetap mematuhi prinsip-prinsip privasi dan tidak menimbulkan risiko keamanan.

### Kesimpulan

Marhaenisme, dengan nilai-nilai sosialisme dan keadilan sosialnya, memberikan kerangka kerja yang relevan dalam menghadapi tantangan peretasan terhadap pusat data nasional. Perlindungan terhadap kedaulatan data nasional dan pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas dalam merumuskan kebijakan teknologi informasi di masa depan. Dengan memadukan prinsip-prinsip Marhaenisme dengan strategi cybersecurity yang canggih, Indonesia dapat melangkah maju menuju keamanan data yang kuat dan pembangunan ekonomi yang inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun