### Pendahuluan
Akidah Islam dan Marhaenisme adalah dua konsep yang pada pandangan pertama tampak berbeda, namun jika ditelaah lebih dalam, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mewujudkan kebaikan bagi umat manusia.Â
Akidah Islam mengajarkan tentang keimanan, ketakwaan, dan amal saleh, sedangkan Marhaenisme yang diusung oleh Soekarno menekankan pada perjuangan kaum marhaen (rakyat kecil) untuk mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan. Artikel ini akan membahas bagaimana akidah Islam dan Marhaenisme dapat bersinergi dalam melahirkan kebaikan yang berkelanjutan.
### Akidah Islam: Fondasi Moral dan Spiritual
Akidah dalam Islam merujuk pada keyakinan atau iman kepada Allah SWT, nabi-nabi-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan qada' dan qadar. Keyakinan ini membentuk fondasi moral dan spiritual seorang Muslim.Â
Akidah Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat kebaikan, menegakkan keadilan, membantu sesama, dan menjaga lingkungan. Prinsip-prinsip ini termanifestasi dalam berbagai ibadah dan aktivitas sehari-hari seorang Muslim, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, yang semuanya bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.
### Marhaenisme: Ideologi Sosial untuk Keadilan
Marhaenisme adalah ideologi yang dicetuskan oleh Soekarno, presiden pertama Indonesia, yang fokus pada perjuangan kaum marhaen atau rakyat kecil. Marhaenisme mengajarkan pentingnya keadilan sosial, pemerataan ekonomi, dan pembebasan dari penindasan.Â
Dalam Marhaenisme, rakyat kecil diajak untuk menyadari kekuatan dan potensi mereka dalam meraih kesejahteraan bersama. Prinsip-prinsip Marhaenisme mencakup gotong royong, solidaritas, dan kerja keras untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur.